Dua guru senior di SMA Negeri 8 Lembang Pinrang Sulawesi selatan yang terlibat melakukan kekerasan terhadap empat siswanya dengan cara ditinju dan dihantam pipa besi berkali-kali hingga korban muntah darah mengajak para korban dan orang tua mereka untuk berdamai dan meminta maaf kepada para korban. Sayangnya upaya negosiasi perdamaian yang difasilitasi kepala UPTD setempat berkhir bujntu. Para vkorban bersikeras menolak mencabut laporan polisinya, sementara sejumlah korbna siswa korban kekerasan guru malah minta dikeluarkan dari sekolah karena alasan trauma.
Kepala UPTD Lembang Pinrang, Usman yang bertindak selaku Diknas setempat
mewakili Abdul Rahim dan Muh Yusuf, dua guru SMA negeri 8 Pinrang mendatangi
rumah Dahrul salah satu siswa yang menjadi korban kekerasan guru di sekolah,
rabu (5/3/2014). Usman mewakili dua guru pelaku kekerasan yang kini berhadapan
polisi untuk minta maaf dan mengajak korban mencari solusi damai untuk kedua
pihak.
Usman kepada Dahrul dna keluarganya menjanjikan akan
mendisiplinkan para guru di wilayahnya. Usman juga menjamin tak akan ada
kekerasan pisik lagi di sekolah dan tak ada akan ada lagi guru yang berani
menyentuh Dahrul jika dahrul dan keluarganya bersedia menerima permintaan maaf
dan mencabut laporan polisinya.
Usman kepada Kompas.con usai pertemuan dnegan pihak
keluarga menyatakan meski tetap menolak berdamai dan tetap melanjutkan laporan
polisinya hingga ke kejaksanaa, namun Usman berharap akan ada keajaiban yang
bisa melunakkan dan merubah pendirian Dahrul dna keluarganya.
“Mudah-mudahan kita berharap dna masih memberi
kesemopatan kepada dahrul dna keluarga siapa tahu besok atau lusa masih mau
menerima maaf hinga kasuis ini tak perlu diperpannjang,”ujar Usman.
Sayangnya Dahrul bersikeras akan tetap melanjutkan
kasusnya di kepolsian hingga ke kejaksaan. Dahrul menyatakan proses hukum ini
semoga menjadi pembelajaran semua pihak termasuk guru yang kerap ringan tangan
menggunakan cara-cara kekerasan atas nama endidik tidak lagi menimpa siswa
lainnya hinga mereka menjadi taruma datang ke sekolah.
Dahrul menegaskan akan tetap mempolisikan dua guru
seniornya. Dahrul malah minta keluara dari sekolahnya karena alasna trauma
pasca kejadian. Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya Dahrul smepat
mengalami luka memar dan muntah darah setelah dirinya dianiaya dnegan cara
ditiju dan dihantam pipa besi berkali-kali hingga sekujur tubuhnya luka Memas.
\
Dahrul menegaskan dirinya tak akan datang ke sekolahnya
lagi. Dahrul meminta agar dirinya dikeluarkan saja dari sekolah.
Selainn taruma dahrul juga kecewa dengan guru dan kepala
sekolah yang dinilai kurang mencerminkan sikap sebagai seorang pendidik. Dahrul
mengaku sejak insidne kekerasan terjadi dna dirinya bersama korban lainya
melapor ke polisi, Dahrul dan kawan-kawan tak henti-hentinya jadi bahan
olok-olokan para guru di sekolah. Saat upacara bendara atau kesmepatan apa saja
dahrul selalau jadi bahan sindiran para guru, hingga membuat dirinya tersisih
di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar