Selasa, 11 Maret 2014

Usai Hajar Siswanya Hingga Muntah Darah, Guru Ngajak Korban Berdamai


Dua guru senior di SMA Negeri 8 Lembang Pinrang Sulawesi selatan yang terlibat melakukan kekerasan terhadap empat siswanya dengan cara ditinju dan dihantam pipa besi berkali-kali hingga korban muntah darah mengajak para korban dan orang tua mereka untuk berdamai dan meminta maaf kepada para korban. Sayangnya upaya negosiasi perdamaian yang difasilitasi kepala UPTD setempat berkhir bujntu. Para vkorban bersikeras menolak mencabut laporan polisinya, sementara sejumlah korbna siswa korban kekerasan guru malah minta dikeluarkan dari sekolah karena alasan trauma.

Kepala UPTD Lembang Pinrang, Usman  yang bertindak selaku Diknas setempat mewakili Abdul Rahim dan Muh Yusuf, dua guru SMA negeri 8 Pinrang mendatangi rumah Dahrul salah satu siswa yang menjadi korban kekerasan guru di sekolah, rabu (5/3/2014). Usman mewakili dua guru pelaku kekerasan yang kini berhadapan polisi untuk minta maaf dan mengajak korban mencari solusi damai untuk kedua pihak.

Usman kepada Dahrul dna keluarganya menjanjikan akan mendisiplinkan para guru di wilayahnya. Usman juga menjamin tak akan ada kekerasan pisik lagi di sekolah dan tak ada akan ada lagi guru yang berani menyentuh Dahrul jika dahrul dan keluarganya bersedia menerima permintaan maaf dan mencabut laporan polisinya.

Usman kepada Kompas.con usai pertemuan dnegan pihak keluarga menyatakan meski tetap menolak berdamai dan tetap melanjutkan laporan polisinya hingga ke kejaksanaa, namun Usman berharap akan ada keajaiban yang bisa melunakkan dan merubah pendirian Dahrul dna keluarganya.

“Mudah-mudahan kita berharap dna masih memberi kesemopatan kepada dahrul dna keluarga siapa tahu besok atau lusa masih mau menerima maaf hinga kasuis ini tak perlu diperpannjang,”ujar Usman.

Sayangnya Dahrul bersikeras akan tetap melanjutkan kasusnya di kepolsian hingga ke kejaksaan. Dahrul menyatakan proses hukum ini semoga menjadi pembelajaran semua pihak termasuk guru yang kerap ringan tangan menggunakan cara-cara kekerasan atas nama endidik tidak lagi menimpa siswa lainnya hinga mereka menjadi taruma datang ke sekolah.

Dahrul menegaskan akan tetap mempolisikan dua guru seniornya. Dahrul malah minta keluara dari sekolahnya karena alasna trauma pasca kejadian. Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya Dahrul smepat mengalami luka memar dan muntah darah setelah dirinya dianiaya dnegan cara ditiju dan dihantam pipa besi berkali-kali hingga sekujur tubuhnya luka Memas.
\
Dahrul menegaskan dirinya tak akan datang ke sekolahnya lagi. Dahrul meminta agar dirinya dikeluarkan saja dari sekolah.

Selainn taruma dahrul juga kecewa dengan guru dan kepala sekolah yang dinilai kurang mencerminkan sikap sebagai seorang pendidik. Dahrul mengaku sejak insidne kekerasan terjadi dna dirinya bersama korban lainya melapor ke polisi, Dahrul dan kawan-kawan tak henti-hentinya jadi bahan olok-olokan para guru di sekolah. Saat upacara bendara atau kesmepatan apa saja dahrul selalau jadi bahan sindiran para guru, hingga membuat dirinya tersisih di sekolah.

“Saya taruam dna sudah tak nayman berada di sekolah. Tiap saya jadi bahan ssindiran para guru.; Sejak kejadian dua guru pelaku penganiyaan sudah tak masuk mengajar di kelas saya. Saya minta lebih baik keluar dari skeolah,”ujar Dahrul mengaku akan berusaha mencari sekolah lain agar bisa belajar lebih tenang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar