Selasa, 11 Maret 2014

31 Korban DBD Dilarikan ke Dokter

Penyakit demam berdarah mulai mewabah di sejumlah kecamatan di pinrang sulawesi selatan. Di kecamatan lembang pinrang mislanya sejak sebulan terakhir hingga akhir pebruari 2014 tercatat 31 korban demam berdarah (dbd) terpaksa dilarikan keluarganya ke rumah sakit dan puskesmas setempat. Para korban yang mayoritas anak-anak usia sekolah umumnya menderita gejala panas tinggi dan bintik-bintik merah ditemukan di sekujur tubuhnya.

Puskesmas tuppu salah satu puskesmas rawat inap di kecamatan lembang Pinrang sulawesi selatan ini, sejak sebulan terakhir disibukkan dengan banyaknya pasien penderita demam berdarah yang dirawat inap.

Hingga Rabu (5/3/2014) tercatat masih ada dua pasien yang dirawat inap di puskesmas ini karena terdeteksi menderita gejala demam berdarah seperti panas tinggi yang berlangsung selama sepekan dan adanya bintik-bintik merah yang ditemukan di sekujur tubuhnya.

Irawati  (4) salah satu pasien demam berdarah di puskesmas tuppu pinrang ini misalnya sudah tujuh hari menjalani perawatan inap karena terdeteksi menderita penyakit demam berdarah. Meski belum dinyatakan sembuh total namun sejak ditangani petugas puskesmas kondisi kesehatan irawati mulai membiak.

Sementara pasien lainnya sebagain besar telah dipulangkan keluarganya ke rumah karena sudah dinyatakan sembuh. Umumnya pasien mendapat penanganan dokter puskesmas setempat rata-rata lebih dari sepekan. Banyaknya pasien yang terlambat dibawa keluarganya ke petugas puskesmas membuat sejumlah pasien harus mengalami penanganan dokter cukup lama.

Salma, nenek irawati mislanya menyebutkan, demam berdarah tak hanya menyerang cucunya irawati, tapi sepekan sebelumnya salma juga meninap hingga lebih dari sepekan karena seorang anaknya juga divonis menderita demam berdarah.

Salma berharap lingkungan pemukiman di desa pangaparang tempatnya bisa mendapat penaangan serius poetugas agar wabah demam berdarah tidak semakin banyak warga terutama anak-anak yang terjangkit penyakit mematikan akibat serangan nyamuk ini.

“Sekarang cucu saya yang terserang pekan lalu justru anak saya masuk rumah sakit. Sya meninap lebihb dari sepekan hingga dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang,” ujar Salma, orang tua korban dbd

Petugas puskesmas tuppu, Tasri menyebutkan selama bulan pebruari 2014 terdapat 31 pasien atau rata-rata satu pasien dilarikan ke puskesmas tuppu setiap harinya// menuurt tasri meski wilayah kecamatan lembang bukan tercatat daerah endemik dbd namun baru tahun ini meningkat tajam.

Untuk mengantisipasi makin merebaknya penyakit demam berdarah di wilayah ini petugas kesehatan yang melibatkan aparat pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya pencegahan antara lain pogging massal terbatas terutama di desa-desa nyang dinyatakan terjangkit dbd, abatesasi, penyuluhan tata cara pencegahan dbd hingga pengumuman di mesjid-mesjid dan sarana umum lainnya agar penyebaran penyakit dbd bisa ditekan.

“Hampir semua desa dna dusun, tapi pasie paling banyak dari desa tadokkong. Alkhamdulillah smapai hari ini bisa ditangani dna tidak satu menimbulkan korbna jiwa,”ujar Tasri, petugas puskesmas Tuppu

Meski petugas kesehatan setempat mengkelaim jumlah pasien demam berdarah mulai menurun namun sejak tiga hari terakhir di bulan marest masih ada tiga pasien yang dilarikan ke puskesmas tuppu karena menderita demam berdarah.

Sejumlah warga di kecamatan lembang berharap pemerintah setempat bisa memprakarsai gerakan bersih lingkungan terutama sungai ndna selokan yang tergennag air agar jentik nyamuk pembawa dbd bisa dibasmi secara alamiah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar