Penyakit demam berdarah mulai mewabah di sejumlah kecamatan di pinrang
sulawesi selatan. Di kecamatan lembang pinrang mislanya sejak sebulan terakhir
hingga akhir pebruari 2014 tercatat 31 korban demam berdarah (dbd) terpaksa
dilarikan keluarganya ke rumah sakit dan puskesmas setempat. Para korban yang
mayoritas anak-anak usia sekolah umumnya menderita gejala panas tinggi dan
bintik-bintik merah ditemukan di sekujur tubuhnya.
Sejumlah warga di kecamatan lembang berharap
pemerintah setempat bisa memprakarsai gerakan bersih lingkungan terutama sungai
ndna selokan yang tergennag air agar jentik nyamuk pembawa dbd bisa dibasmi
secara alamiah.
Puskesmas tuppu salah satu puskesmas rawat inap di kecamatan lembang
Pinrang sulawesi selatan ini, sejak sebulan terakhir disibukkan dengan
banyaknya pasien penderita demam berdarah yang dirawat inap.
Hingga Rabu (5/3/2014) tercatat masih ada dua pasien yang dirawat inap di
puskesmas ini karena terdeteksi menderita gejala demam berdarah seperti panas
tinggi yang berlangsung selama sepekan dan adanya bintik-bintik merah yang
ditemukan di sekujur tubuhnya.
Irawati (4) salah satu pasien demam
berdarah di puskesmas tuppu pinrang ini misalnya sudah tujuh hari menjalani
perawatan inap karena terdeteksi menderita penyakit demam berdarah. Meski belum
dinyatakan sembuh total namun sejak ditangani petugas puskesmas kondisi
kesehatan irawati mulai membiak.
Sementara pasien lainnya sebagain besar telah dipulangkan keluarganya ke
rumah karena sudah dinyatakan sembuh. Umumnya pasien mendapat penanganan dokter
puskesmas setempat rata-rata lebih dari sepekan. Banyaknya pasien yang
terlambat dibawa keluarganya ke petugas puskesmas membuat sejumlah pasien harus
mengalami penanganan dokter cukup lama.
Salma, nenek irawati mislanya menyebutkan, demam berdarah tak hanya
menyerang cucunya irawati, tapi sepekan sebelumnya salma juga meninap hingga
lebih dari sepekan karena seorang anaknya juga divonis menderita demam
berdarah.
Salma berharap lingkungan pemukiman di desa pangaparang tempatnya bisa
mendapat penaangan serius poetugas agar wabah demam berdarah tidak semakin
banyak warga terutama anak-anak yang terjangkit penyakit mematikan akibat
serangan nyamuk ini.
“Sekarang cucu saya yang terserang pekan lalu justru anak saya masuk rumah
sakit. Sya meninap lebihb dari sepekan hingga dinyatakan sembuh dan
diperbolehkan pulang,” ujar Salma, orang tua korban dbd
Petugas puskesmas tuppu, Tasri menyebutkan selama bulan pebruari 2014
terdapat 31 pasien atau rata-rata satu pasien dilarikan ke puskesmas tuppu
setiap harinya// menuurt tasri meski wilayah kecamatan lembang bukan tercatat
daerah endemik dbd namun baru tahun ini meningkat tajam.
Untuk mengantisipasi makin merebaknya penyakit demam berdarah di wilayah
ini petugas kesehatan yang melibatkan aparat pemerintah setempat telah
melakukan berbagai upaya pencegahan antara lain pogging massal terbatas
terutama di desa-desa nyang dinyatakan terjangkit dbd, abatesasi, penyuluhan
tata cara pencegahan dbd hingga pengumuman di mesjid-mesjid dan sarana umum
lainnya agar penyebaran penyakit dbd bisa ditekan.
“Hampir semua desa dna dusun, tapi pasie paling banyak dari desa tadokkong.
Alkhamdulillah smapai hari ini bisa ditangani dna tidak satu menimbulkan korbna
jiwa,”ujar Tasri, petugas puskesmas Tuppu
Meski petugas kesehatan setempat mengkelaim jumlah pasien demam berdarah
mulai menurun namun sejak tiga hari terakhir di bulan marest masih ada tiga
pasien yang dilarikan ke puskesmas tuppu karena menderita demam berdarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar