Setelah lebih dari dua bulan terkatung katung karena tak bisa bersekolah,
nasib dua siswa SD 027 labuang polewali mandar sulawesi barat, Hadiria dan
masda mulai menemukan titik terang. Dinas pendidikan setempat yang menerima
pengaduan kedua anak nelayan di desa labuang campalagian polewali mandar,
Sabtu (8/3/2014) menjanjikan, Senin
(10/3/2014) pekan depan kedua siswa bersaudara yang dipecat kepala sekolah
hanya karena orang tuanya mempertanyakan pemotongan dana bsm ini akan diantar
langsung pihak diknas ke sekolahnya.
Orang tua siswa, Mahamuddin berharap perjuangan
panjang yang dilakukan bersama kedua anakinya untuk mendapatkan hak-hak
bersekolah seperti anak-anak lainya sebagaimana dijamin undang-undnag bisa
segera terwujud. Mahamuddin berharap komitmen pihak dinas untuk mengembalikan
anaknya ke sekolah seperti disampaikan sekertaris diknas menjadi langkah
kongkrit untuk mengembalikan hak-hak kedua anaknya untuk bersekolah.
Perjuangan panjang hadiria dan masda, dua siswa bersaudara di sd negeri 027
labuang campalagian polewali mandar untuk bersekolah seperti anak-anak lainnya
mulai menemukan titik terang.
Sabtu (8/3/2014) Hadiria dan masda bersama kedua orang tuanya didampingi
aktifis lbh sulbar giliran mendatangi kantor diknas polewali mandar. Kedua
siswa yang tercatat sebagai rangking satu di sekolah ini mengaku sudah dua
bulan lebih bingung karena tak bisa bersekolah seperti anak-anak tetangga
lainnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kedua anak nelayan ini dikeluarkan dari
sekolah diduga karena kepala sekolahnya tersinggung lantaran orang tuanya
mempertanyakan alasan pihak sekolah
melakukan pemotongan dana bsm yang tidak sepersen pun diterima orang tua siswa.
Mahamuddin orang tua hadiria dan masda sempat cekcok dna terlibat pertengkaran
dnegan kepala sekolah/ hingga bebrbuntut terhadap pemecatan kedua anaknya.
Sekertaris dinas pendidkan dan olah raga polewali mandar. Muhammad Ilyas
menyatakan apa pun alasannya anak ini harus dikembalikan ke sekolah. Ilyas
memastikan kedua anak yang sudah lebih dua bulan tak bersekolah ini akan
diantar langsung pihak dinas ke sekolahnya di SD 027 labuang, Senin (10/3/2014)
pekan depan.
“Apa pun alasannya kedua anak ini harus bersekoah. Undnag-undnag menjamin
setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak bukan dikeluarkan dari
skeolah. Insya Allah senin pekan depan akan kita antar langsung ke
sekolahnya”janji Sekertaris dispora Polewali mandar, Muhammad Ilyas ketika
ditemui di kantornya Sabtu (8/3/2014)
Menyikapi alasan pihak sekolah yang bersikukuh tetap mengeluarkan dua siswanya
dari sekolah karena alasan yang tak jelas menyayatakan akan menyelesaikan
secara internal di dinas pendidikan.
Direktur lbh sulbar, Abdul Kadir yang mendampingi hadiria dan masda
mendatangi kantor diknas polewali mandar sabtu hari ini menegaskan, alasan
pemecatan kedua siswa dari sekolah tidak berdasar. Kadir menilai ini adalah
bentuk pelanggaran ham yang dilakukan oleh kepala sekolah. Alasannya bersekolah
adalah hak asasi setiap warga negara yang dijamin undang-undang dan bukan malah
mengeluarkan siswa dari sekolah tanpa landasan hukum yang jelas.
Kadir menyatakan jika proses negosiasi untuk mengembalikan kedua anak ini
ke sekolahnya tetap berjalan buntu,
pihaknya akan menempuh jalur hukum sebagai upaya terakhir/ agar kedua anak yang
tak berdosa dan menjadi tumbal dalam kasus perseteruan guru dan orang tua
ini tetap berhak mendapatkan pendidikan
yang layak dimana pun mereka pilih.;
“Mengeluarkan kedua anak ini dari skeolah tanpa alasan jelas adalah sebuah
pelanggaran ham. L BH sudah bersabar menepuh berbagai jalan agar masalah hak
anak untuk bersekolah ini bisa ditangani, namun jika berbagai upaya dilakukan
tetap mengalami jalan buntu, LBH Sulbar akan menempuh jalur hukum dan
melaporkan kasus tindakan pidana kepala sekolah ini ke polisi,”ujar Direktur
lbh sulbar, Abdul Kadir
Sebelumnya kedua siswa yang didampingi kedua orang tuanya ini telah
mengadukan nasib anaknya ke sejumlah lembaga termasuk kepala Desa, kepala UPTD,
aktifis peduli anak hingga mengadu ke komisi IV DPRD Polewali mandar. Namun dpr
yang menjaikann akan menyelesaikan kaus ini paling lambat pekan lalu tak
membuahkan hasil.
Terakhir sabtu (8/3/2014) hadiria dan masda giliran mengadukan nasibnya ke
dinas pendidikan polewali mandar. Sedianya kedua siswa yang didampingi orang
tuanya akan bertemu langsung dengan kepala dinas pendidikan polewali mandar,
Arifuddin toppo untuk menyampaikan lansung keluh kesahnya, namun karena yang
bersangkutan sedang tugas luar ke jakarta,
keduanya pun diterima seketraris diknas polewali andar, Muhammad Ilyas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar