Senin, 10 Maret 2014

Dihantam Pipa Besi Hingga Luka dan Muntah Darah, 4 Siswa Polisikan Gurunya


Praktek kekerasan pisik di dunia pendidikan masih saja terus terjadi. Hanya karena terlambat datang ke sekolah, empat siswa SMA Negeri 8 lembang Pinrang sulawesi selatan dianiaya oleh dua gurunya sendiri, Senin (3/3/2014) kemarin. Para siswa yang dinilai bandel ini tak hanya dihantam dengan pipa besi hingga sekujur tubuhnya mengalami luka memar, tapi mereka juga dihajar dengan pukulan tinju berkali-kali di bagian dada hingga korban sempat muntah darah.

Inilah salah satu siswa yang menjadi korban praktek kekerasan guru terhadap siswa di SMA negeri 8 Lembang Pinrang sulawesi selatan untuk yang ketiga kalinya.

Dahrul, siswa kelas dua sma negeri 8 lembang pinrang ini misalnya mengalami luka memar di bagian leher dan punggung akibat hantaman pipa besi, Senin (4/3/2014). Pelakunya bukan siswa melainkan dua gurunya abdul rahim dan muh yusuf di sekolah paporit di lembang ini. Tak hanya itu dada korban yang menjadi saran pukulan tinju berkali-kali oleh kedua guru yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka, sempat muntah darah. Insiden kekerasan di depan kelas dan disaksikan siswa lainnya ini mendapat protes keras para orang tua korban.

Tak hanya Dahrul yang mengalami kekerasan fisik, tiga rekannya hasyim, Hasriadi dan Ciwang ketiganya juga mengalami perlakuan serupa. Anehnya para korban kekerasan guru ini malah diintimidasi agar tidak melaporkan ke orang tua apalagi memperkarakannya ke polisi.

Praktek mengajar ala zaman peodal belanda di sma negeri 8 lembang yang sudah kesekian kalinya ini bermula ketika keempat siswa tersebut terlambat masuk sekolah. Karena pintu gerbang sudah dikunci, keempatnya berusaha masuk kelas melalui pagar belakang sekolah. Sayangnya keempat siswa yang menyelinap diam-diam ini keburu ketahuan sejumlah gurunya. Para siswa ini pun diburu sang guru hingga ke dalam kelasnya.

Dahrul, salah satu korban kekerasan guru di sekolah yang ditemui di rumahnya selasa (4/3/2014)  menyebutkan semula dirinya hanya dihajar oleh abdul rahim dengan pukulan tinju berkali-kali di bagian dada hingga tulang dadanya seperti remuk. Dalam dalam posisi tak berdaya di depan kelas yang disaksikan siswa lainnya/ muhammad yusuf guru lainnya di sekolah ini malah datang menghantam dirinya dengan pipa besi hingga sekujur tubunhnya luka lebam.

“Semula saya tidak terbuka kepada orang tua saya tapi karena melihat luka memar dan saya sempat muntah darah setelah kejadian akhirnya keluarga keberatan dan tidak terima perlakukan guru,”ujar  Dahrul, siswa korban kekerasan.

Keberatan dengan perlakukan sang guru yang dinilai tidak mencerminkan sikap dan watak seorang pendidik, para siswa dan orang tua mereka pun mengadukan sang guru ke polisi agar tindak kekerasan yang dinilai membahayakan keselamatan siswanya ini mendesak polisi agar kasus iin di proses hukum hingga ke pengadilan agar menjadi npembelajaran bagi tersangka dan guru lainnya.

Sere, orang tua dahrul menyatakan menolak praktek kekerasan guru di sekolah dalam bentuk apa pun. Alasannya tindakan penganiayaan yang dilakukan kedua guru sma negeri 8 lembang, Muh Yusuf dan Abdul Rahim bukanlah mendidik anak namun malah membahayakan keselamatan jiwa mereka.

Sere menyatakan menolak berdamai dan meminta kasus ini tetap diproses polis. Menurut sere kedua guru ini tercatat sudah berkali-kali berurusan polisi karena kasus serupa. Pertama terjadi 2005 dan disusul 2008 dan terakhir tahun ini. Anehnya pelakunya adalah guru yang sama. Cemas akan keselamatan anaknya sere meminta  kepala dinas pendidikan pinrang untuk memindahkan kedua guru bersangkutan karena diniilai perilaku mereka tidak mencerminkan sikap guru yang sejalan dengan undnag-undnag perlindungan anak.

“Apa pun alibinya ini bukanlah bentuk pendidikan bagi anak malah mengancam keselamtan jiwa anak jika diperlakukan tak wajar seperti itu. Saya keberatan apalagi ini ketiga kalinya kedua guru tersebut berurusan polisi. Saya tak sepakat berdamai ini harus diproses agar jadi pembelajaran,” ujar Sere, orang tua siswa

Para guru, kepala sekolah hingga kepala uptd di kecamatan ini tentu saja beralibi apa yang dilakukan para guru di sekolah tak lain dimaksudkan hanyalah untuk mendidik para korban. Kepala sma negeri 8 lembang, Haji Bahtiar yang ditemui di sekolahnya seninn kemarin membenarkan terjadinya tindak kekerasan yang dilakukan oleh dua gurunya.

Bahtiar membantak pihak sekolah tak pernah mengintimidasi para korban apalagi mengancam akan tidak melukluskan bagi siswa kelas tiga atau tinggal kelas bagi siswa kelas dua// hanya saja menurut bahtiar jika siswa tetap memperkarakan kekerasan di sekolah ini bisa berdampak buruk terhadap siswa bersangkutan.

“Sebetulnya kedua guru ini hanya mengancam akan mmeukul tapi karena ditangkis akhirnya kena,” ujar Kpala SMA negeri 8 lembang, Haji Bahtiar

Kapolsek lembang, AKP Muhammad Idris menyebutkan kasus kekerasan guru terhadap siswanya kini tengah diproses petugas setempat. Idris menjanjikan dalam waktu dekat berkas perkara kasus ini akan dilimpahkan ke kejaksaan.

“Kasusnya kini sednag ditangani dan kami akan limpahkan dalam waktu dekat agar maslaah ini bisa diproises lebih lanjut hingga ke pengadilan,”ujar Kapolsek Lembang, AKP Muhammad Idris

Kedua guru yang ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan alat bukti dan keterangan saksi-saksi dinilai sudah cukup memenuhi unsur perbuatan pidana. Polisi beralasan sang guru hingga kini tak ditahan karena keduanya dinilai cukup kooperatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar