Praktek kekerasan pisik di dunia pendidikan masih saja terus terjadi. Hanya karena terlambat datang ke sekolah, empat siswa SMA Negeri 8 lembang Pinrang sulawesi selatan dianiaya oleh dua gurunya sendiri, Senin (3/3/2014) kemarin. Para siswa yang dinilai bandel ini tak hanya dihantam dengan pipa besi hingga sekujur tubuhnya mengalami luka memar, tapi mereka juga dihajar dengan pukulan tinju berkali-kali di bagian dada hingga korban sempat muntah darah.
Inilah salah satu siswa yang menjadi korban praktek kekerasan guru terhadap
siswa di SMA negeri 8 Lembang Pinrang sulawesi selatan untuk yang ketiga
kalinya.
Dahrul, siswa kelas dua sma negeri 8 lembang pinrang ini misalnya mengalami
luka memar di bagian leher dan punggung akibat hantaman pipa besi, Senin
(4/3/2014). Pelakunya bukan siswa melainkan dua gurunya abdul rahim dan muh
yusuf di sekolah paporit di lembang ini. Tak hanya itu dada korban yang menjadi
saran pukulan tinju berkali-kali oleh kedua guru yang kini sudah ditetapkan
sebagai tersangka, sempat muntah darah. Insiden kekerasan di depan kelas dan
disaksikan siswa lainnya ini mendapat protes keras para orang tua korban.
Tak hanya Dahrul yang mengalami kekerasan fisik, tiga rekannya hasyim,
Hasriadi dan Ciwang ketiganya juga mengalami perlakuan serupa. Anehnya para
korban kekerasan guru ini malah diintimidasi agar tidak melaporkan ke orang tua
apalagi memperkarakannya ke polisi.
Praktek mengajar ala zaman peodal belanda di sma negeri 8 lembang yang
sudah kesekian kalinya ini bermula ketika keempat siswa tersebut terlambat
masuk sekolah. Karena pintu gerbang sudah dikunci, keempatnya berusaha masuk
kelas melalui pagar belakang sekolah. Sayangnya keempat siswa yang menyelinap
diam-diam ini keburu ketahuan sejumlah gurunya. Para siswa ini pun diburu sang
guru hingga ke dalam kelasnya.
Dahrul, salah satu korban kekerasan guru di sekolah yang ditemui di
rumahnya selasa (4/3/2014) menyebutkan
semula dirinya hanya dihajar oleh abdul rahim dengan pukulan tinju berkali-kali
di bagian dada hingga tulang dadanya seperti remuk. Dalam dalam posisi tak
berdaya di depan kelas yang disaksikan siswa lainnya/ muhammad yusuf guru
lainnya di sekolah ini malah datang menghantam dirinya dengan pipa besi hingga
sekujur tubunhnya luka lebam.
“Semula saya tidak terbuka kepada orang tua saya tapi karena melihat luka
memar dan saya sempat muntah darah setelah kejadian akhirnya keluarga keberatan
dan tidak terima perlakukan guru,”ujar Dahrul,
siswa korban kekerasan.
Keberatan dengan perlakukan sang guru yang dinilai tidak mencerminkan sikap
dan watak seorang pendidik, para siswa dan orang tua mereka pun mengadukan sang
guru ke polisi agar tindak kekerasan yang dinilai membahayakan keselamatan
siswanya ini mendesak polisi agar kasus iin di proses hukum hingga ke
pengadilan agar menjadi npembelajaran bagi tersangka dan guru lainnya.
Sere, orang tua dahrul menyatakan menolak praktek kekerasan guru di sekolah
dalam bentuk apa pun. Alasannya tindakan penganiayaan yang dilakukan kedua guru
sma negeri 8 lembang, Muh Yusuf dan Abdul Rahim bukanlah mendidik anak namun
malah membahayakan keselamatan jiwa mereka.
Sere menyatakan menolak berdamai dan meminta kasus ini tetap diproses
polis. Menurut sere kedua guru ini tercatat sudah berkali-kali berurusan polisi
karena kasus serupa. Pertama terjadi 2005 dan disusul 2008 dan terakhir tahun
ini. Anehnya pelakunya adalah guru yang sama. Cemas akan keselamatan anaknya
sere meminta kepala dinas pendidikan
pinrang untuk memindahkan kedua guru bersangkutan karena diniilai perilaku
mereka tidak mencerminkan sikap guru yang sejalan dengan undnag-undnag
perlindungan anak.
“Apa pun alibinya ini bukanlah bentuk pendidikan bagi anak malah mengancam
keselamtan jiwa anak jika diperlakukan tak wajar seperti itu. Saya keberatan
apalagi ini ketiga kalinya kedua guru tersebut berurusan polisi. Saya tak
sepakat berdamai ini harus diproses agar jadi pembelajaran,” ujar Sere, orang
tua siswa
Para guru, kepala sekolah hingga kepala uptd di kecamatan ini tentu saja
beralibi apa yang dilakukan para guru di sekolah tak lain dimaksudkan hanyalah
untuk mendidik para korban. Kepala sma negeri 8 lembang, Haji Bahtiar yang
ditemui di sekolahnya seninn kemarin membenarkan terjadinya tindak kekerasan
yang dilakukan oleh dua gurunya.
Bahtiar membantak pihak sekolah tak pernah mengintimidasi para korban
apalagi mengancam akan tidak melukluskan bagi siswa kelas tiga atau tinggal
kelas bagi siswa kelas dua// hanya saja menurut bahtiar jika siswa tetap
memperkarakan kekerasan di sekolah ini bisa berdampak buruk terhadap siswa
bersangkutan.
“Sebetulnya kedua guru ini hanya mengancam akan mmeukul tapi karena
ditangkis akhirnya kena,” ujar Kpala SMA negeri 8 lembang, Haji Bahtiar
Kapolsek lembang, AKP Muhammad Idris menyebutkan kasus kekerasan guru
terhadap siswanya kini tengah diproses petugas setempat. Idris menjanjikan
dalam waktu dekat berkas perkara kasus ini akan dilimpahkan ke kejaksaan.
“Kasusnya kini sednag ditangani dan kami akan limpahkan dalam waktu dekat
agar maslaah ini bisa diproises lebih lanjut hingga ke pengadilan,”ujar Kapolsek
Lembang, AKP Muhammad Idris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar