Dua siswi bersaudara di polewali mandar, sulawesi barat hingga kini terus berjuang untuk mendapatkan keadilan agar kelak ia bisa diterima kembali di sekolahnya. Sejak dikeluarkan secara sepihak dari sekolahnya dua bulan lalu siswi yang tercatat sebagai rangking satu di kelasnya ini hanya bisa mengurung diri di rumahnya. Untuk mengusir rasa bosan keduanya kerap membantu orang tua di dapur atau bermain mobil-mobilan. Kedua siswa ini diduga dipecat sekolah lantaran orang tuanya kerap memprotes pemotongan dana bsm hingga membuat para guru dan sekolah antipati.
Sudah dua bulan lebih dua siswa
hadiria dan masda didampingi kedua orang tua dan sejumlah lembaga penduli
pendidikan anak di polewali mandar terus berjuang agar ia bisa kembali
bersekolah.
Sejak di drop out (DO) dari
sekoahnya pada desember tahun lalu hadiria dan masda telah mengadu ke berbagai
lembaga sosial. lsm, organisasi pemuda,
dinas pendidikan dan kepala desa setempat. Kamis (27/2/2014)
siang tadi sekitar pukul 15.00 wita hadiria dan masda didampingi kedua orang tuanya giliran
mendatangi gedung dprd polewali mandar di jalan andi depu.
Kedua siswa yang tergolong cerdas di
kelas yang dibuktikan dengan peringkat rangking dua dan satu yang diraihnya
selama sekolah// keduanya berharap ia bisa mendapatkan hak-hak pendidikan yang
layak sebagai anak dan warga negara.
Hadiria yang menempuh perjalanan
sejua 30 kilometer lebih dari desanya ke gedung dpr menggunakan kendaraan motor
bersama orang tuanya mendatangi komisi iv dprd polewali mandar. Mahamuddin
orang tua kedua siswa ini berharap kekerasan dna perlakuan taksemena-mena
dengan cara anaknya dikeluarkan paksa dari sekolah tanpa alasna yang jelas bisa
dikembalikan ke sekolahnya.
Mahamuddin, orang tua kedua siswi
ini kepada anggota komisi iv dprd polewali mandar menduga kedua anaknya
dijadikan tumbal dengan cara dikeluarkan sepihak dari sekolah lantaran dirinya
sempat cekcok dengan kepala sekolah dan guru di sd 027 tempat anaknya
bersekolah. Diduga pihak sekolah tersinggung lantaran mahamjuddinn
mempertanyakan alasan pemotongan dana bsm yang tidak sesuai prosedur.
Mahamuddin berharap anaknya bisa
dikenbalikan ke sekolah mengingat di desa tersebut hanya ada satu sekolah
terdekat dari rumahnya. Memindahkan anaknya ke sekolah lain nyang jaraknya
cukup jauh ke desa tetangga bisa menimbulkan maslaah baru dan pekerjaan baru
bagi keluarganya.
Sekertaris komisi iv dprd polewali
mandar, Muh Amin Saeri yang didampingi dua anggota komisi lainhya fahriruddin
dan ahmad menyatakan akan melakukan sidak ke sekolah sd 027 labuang jumat besok
untuk mengklarifikasi aduan hadiria dan Masda.
Fahriruddin anggota komisi empat
menyarankan sebaiknya hadiria dan masda diskeolahkan di sekolah lain. Alasanya
meski keduanya bisa diperjuangkan kembali ke sekolahnya semula namun tak ada
yang menjamin para guru dan kepala sekolah bisa dendam dan membuat suasana psikologis keduanya tak
nayamna di sekolah.
Sebelumnya kepala dinas pendidikan
polewlai mandar arifuddin toppo menyatakan apa pun alasannya hadiria dan masda
harus tetap sekolah. Hanya saja meski sudah dua bulan lebih masalah ini
bergulir hadiri dan masda tak kunjung bisa bersekolah. Pada hal masa ujian
semester sudah semakin dekat.
Wakil ketua dprd Polewali mandar,
Jamar Jasin badu yang menyambut kedatangan hadiria dan masda menegaskan unsur
pimpinan dprd polewali mandar akan mengelar rapat yang dihadiri semua pihak
termasuk para guru, kepala sekolah, skpd, dinas pendidikan dan orang tua siswa
untuk mengkalrifikasi aduan kedua siswi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar