Aksi bagi bagi uang pecahan rp 100 ribu oleh gubernur sulawesi barat, Anwar
Adnan saleh bersama istri, nyonya Enny Angraeni Adnan saleh yang juga caleg DPR
RI dapil Sulbar di sela-sela peringatan hut mamasa dan peresmian penerbangan
perdana bandara sultan hasanuddin mini di kecamatan sumarorong, Selasa
(11/3/2014) kemarin dituding sejumlah pihak sebagai bentuk saweran politik
untuk mempengaruhi independensi pemilih menjelang pemilu 9 april mendatang.
Sementara ketua kpu sulbar, Usman suhuriah yang
dihubungi terpisah menyatakan menolak berkomentar terhadap tudingan adanya
indikasi money poltik yang dilakukan gubernur sulbar bersama istri yang juga
kini menjadi caleg dpr ri dari partai golkar dari dapil sulbar. Usman
mempersilahkan bawaslu dan jajarannya untuk melakukan pungsi dan kewenangannya
sebagai pengawas pemilu.
Inilah aksi bagi-bagi uang pecahan Rp 100 ribu yang sempat menjadi sorotan
ribuan pasangan mata warga Mamasa yang menyaksikan jalannya puncak peringatan
hut mamasa dan peresmian penerbangan perdana di bandara Sultan Hasanuddin mini
di kecamatan Sumarorong Selasa (11/3/2014) kemarin.
Gubernur Sulbar, Anwar Adnan saleh dan istri nonya enny angraeni yang juga
caleg dpr ri dari partai golkar yang diketuai gubernur sendiri/ tampak menjadi
pemandangan yang mencolok. Ratusan peserta karnaval dan tarian massal yang ikut
memeriahkan kedua acara resmi tersebut mendapat reski seperti durian runtuh
dari langit.
Sejumlah lembaran uang yang diselipkan di kepala dan kantong para penari
dan peserta parade defille terjatuh dan beterbangan diterpa angin. Situasi ini membuat
sejumlah peserta penari tak bisa berkonsemtrasi lantaran reski bagi-bagi uang
dari gubernur dan ustri ini sempat terjatuh.
Sejumlah pihak menuding saweran duit ditengah berlangsungnya dua acara
resmi yang dihadiri pejabat setingkat wakil menteri perhubungan (Wamenhub), Bambang
susantono tersebut dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk money politik yang
bisa mempengaruhi independensi pemilih menjelang pemilu 9 April 2014 mendatang.
Gubernur sulbar anwar adnan saleh yang dihubungi Rabu (12/3/2014) mebantah
aksi saweran kepada warga mamasa sebagai bentuk money poltik menjelang pemilu.
Kritik sejumlah pihak dituding gubernur sebagai bentuk ketakutan yang
berlebih-lebihan kepada rival enny angraeni yan kini mencalonkan diri sebagai
caleg golkar untuk DPR RI dapil Sulbar karena panggilan dan keputusan partai
untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan.
Menurut Anwar saweran dengan membagi-bagikan unag pecahan Rp 100 ribu
kepada warga mamasa yang dilakukan dirinya bersama istri nonya enny angraeni
adalah adat dan tradisi mamasa yang biasnya menggelar saweran saat ada hajatan
besar, saweran iin sendii menurut gubernur tidak dilakukan sendirian sebab
sejumlah pejabat termasuk istri wamenhub yang hadir saat upacara puncak
peringatan hut mamasa dna peresmian penerbangan perdana bandara sumaroorng juga
ikut menggelar saweran kepada warga setempat.
Ketua Bawaslu sulbar, Busran Riandy yangdihubungi terpisah mengaku belum
mengetahui kronologis aksi saweran yang digelar gubernur sulbar anwar adnan Saleh
dan istri nyonya eny angraeni yang juga caleg golkar DPR RI untuk dapil sulbar
pada puncak peringatan hut mamasa, Selasa (11/3/2014) kemarin.
Meski sejumlah pihak menuding saweran uang pecahan Rp100 ribu kepada warga tersebut sebagai
bentuk pelanggaran pidana pemilu karena bisa mempengaruhi independensi pemilih,
namun busran menyatakan pihaknya kini tengah menunggu laporan kros cek yang dilakukan
jajaran Bawaslu dan panwaslu kabupaten Mamasa.
Menurut busran bawaslu akan mempelajari dan menilai apakah kegiatan saweran
uang pecahan Rp 100 ribu yang dilakukan gubernur dan sitri adalah bentuk
saweran poltik menjelang pemilu atau bukan.
Busran menyatakan jika pada akhirnya nanti ditemukan indikasi pelanggaran
pemilu pihaknya meminta panwas kebuapten mamasa dan dan kecamatan sumarorong
untuk melakukan proses pendampingan dan mengawal proses kasus ini jika
ditemukan indikasin kuat terjadinya pelanggaran pidana pemilu.
“Bawaslu akan menindak lanjuti laporan tersebut jika ditemukan bukti-bukti
dan indikasi kuat adanya pelanggaran pemilu” ujar Busran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar