Senin, 23 Desember 2013

Karnaval Berbau Kampanye Diprotes Warga


Meski masa kampanye pemilu 2014 belum waktunya, namun para caleg di sulawesi barat mulai curi star kampanye terselubung yang dibungkus dengan beragam kegiatan bermotif agama atau berbau sosial lainnya. Namun di dalamnya sarat pesan-pesan kanpanye berisi ajakan untuk memilih caleg tertentu. Warga yang merasa terganggu maraknya pengerahan massa di luar jadwal menjelang pemilu memprotes hal ini. Sayangnya Bawaslu, panwaslu dan kpu selaku penyelenggara pemilu hanya menebar gertak sambal kepada kontestan pemilu tanpa ada tindakan nyata.


Ribuan ibu-ibu kelompok pengajian dari berbagai kabupaten di sulawesi barat seperti Mamuju, Majene dan Polewali mandar ini mengikuti karnaval dalam rangka memperingati hari ulang tahun yayasan Al Kaa’fa ke – 4, Sabtu petang (21/12/20130/ petang.

Sayangnya, kegiatan sosial yang dibungkus dengan bahasa keagaamana ini sarat dengan pesan-pesan kampanye terselubung. Lihat saja para ibu-ibu majelis taklim dari berbagai pelosok desa di sulbar ini terus meneriakkan yel-yel untuk mendukung salah satu caleg yang diusung partai tertentu.

Panitia pelaksana kegiatan beralasan karnaval ini adalah sebuah pagelaran tradisi hataman al quran yang dimeriahkan dnegan peserta karnaval sambil keliling kota Polewalimandar. Kegiatann in juga terkait dnegan rangkaian kegiatan untuk memeriahkan ulang tahun salah satu yayasan di Polewali mandar.

Di sepanjang jalan para peserta karnaval juga mengarak spanduk berisi foto caleg tertentu. Di setiap sudut jalan yel-tel mendukung sang caleg terus disuarakan. Peserta karnaval lainnya bernyayi kasidah yang isinya mengajak warga untuk mendukung caleg tertentu.

Tiba di garis finis, setiap rombongan majelis taklim diberi waktu bersalaman dengan sang caleg sambil menggelar atraksi kesenian, teaterikal atau berpantun memuja sang caleg.

Karnaval yang diduga sarat kampanye politik ini membuat sejumlah ruas-ruas jalan di kota mamuju termasuk jalur trans sulawesi ditutup selama berjam-jama karena dilalui pserta karnaval.

Sejumlah warga dan pengendara pun kesal karena perjalannya terganggu akibat karnaval berbau kampanye terslunung yang dibungkus dengan bahasa agama. Sejumlah pengendara bahkan mengeluh karena harus memutar haluan mencari jalan lain lantaran beberapa ruas jalan ditutup dan dialihkan sementara ke jalur lain.

Hambiadi Harco, warga polewali mandar ini menyatakan kegiatan karnaval ini adalah sebuah kampanye terselubung yang dibungkus dengan bahasa agama atau modus lain. Faktanya para peserta karnaval terus berkampanye dan meneriakkan yel-yel salah satu calon tertentu. Para peserta pun mengarak spanduk berisi foto caleg keliling kota polewali mandar.

“Ini kampanye terselung ynag dibungkus dengan bahasa agama, harusnya penyelenggara pemilu seperti Panwaslu bisa menertibkan kegiatan berbau kampanye di luar jadwal seperti ini, karena mengganggu ketertiban umum,”ujar Hambiadi Harco.

Harco menilai penyelenggara dan pengawas pemilu mandul dan terkesan sengaja membiarkan berbagai praktek pelanggaran kampanye terselubung para caleg dan parpol tertentu tanpa ada tindakan nyata. Panwaslu menurut Harco hanya sibuk berwacana dan menebar gertak sambal kepada para kontestan pemilu. Faktanya pelanggaran demi pelanggaran yang seharusnya ditindak, malah makin marak menjelang pemilu tanpa ada tindakan nyata untuk menertibkan kontestan yang melanggar aturan.

Ketua bawaslu sulbar, Busran Riandy yang ditanya soal adanya dugaan modus kampanye terselubung yang dilakukan seorang caleg dari partai tertentu sebelum masa kampanye pemilu tiba ini mengaku baru akan melakukan kros cek kepada petugas panwaslu kabupaten di Polewali mandar.

Namun menurut busran jika ditemukan cukup indikasi adanya kampanye terselubung yang dilakukan para kontestan pemilu di luar jadwal/ tak ada alasan bagi panwaslu kabupaten untuk tidak melakukan proses penegakan aturan, baik terhadap caleg atau parpol peserta pemilu yang terbukti melakukan pelanggaran pemilu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar