Tradisi permainan meriam bambu atau mercon yang hanya berlangsung sekali setahun di bulan ramadan kembali jadi permainan populer di kalangan remaja dan anak-anak di polewali mandar sulaweis barat. Sambil ngabuburit atau menunggu waktu buka puasa anak-anak ini berlomba menghasilkan bunyi ledakan terbesar. Perminan tradisional ini baru diakhiri nejelnag buka puasa.
Ramadan
identik dengan masa bermain mercon terutama bagi anak-anak dan remaja di
polewlai mandar. Setiap hari menjelang buka puasa anak-anak di berabgai desa di
polewlai mandar mengisi waktu menunggu buka puasa atau ngabuburit dnegan
bermain mercon secara berkelompok. Puluhan anak-anak di desa Galeso kecamatan
wonomulyo polewali mandar ini misalnya Jumat petang (19/7) berkumpul di pantai
Mampie polewali mandar sambil bermain mercon.
Tak heran
jika permainan mercon atau meriam bambu yang hanya sekali setahun dimainkan ini
kembali populer di kalangan remaja dan anak-anak di polewali mandar.
Permainan
tradisional yang relatif murah dan mudah ini menjadi salah satu pilihan
permaianan yang menyenagkan bagi anak-anak dan remaja dimasa libur sekolah. Cukup
dengan sepotong bambu berukuran tak lebih dari dua meter dan minyak tanah, anak-anak
ini sudah bisa menghibur diri dengan bermain mercon bersama di kebun/ di bawa pohon
rindang atau di pantai.
Dentuman
bunyi letusan yang keras silih berganti atau bersamaan menjadi hiburan
menyenagkan bangi anak-anak ini. Permainan ini baru diakhiri menjelang buka
puasa. Maklum anak-anak yang tengah bermain mercon ini memilih ngabuburit atau
meunggu buka puasa dengan cara bermain mercon.
Iwan, salah
satu anak yang gemar bermain mercon sambil ngabuburit di pantai mampie
kecamatan wonomulyo polewali mandar ini mislanya tiap harimengisi waktunya
menunggu buka puasa dnegan cara bermain mercon bersama teman-teman dan
tetangganya.
“Senang
bisa kumpul dnegan teman-teman sambil bermaiin meriambambu. Kita biasnaya
akhiri permainan menjelang buka puasa,”ujar Iwan, pemainmercon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar