Senin, 01 April 2013

Hindari Kemarau Panjang, Petani Pinrang Kebut-kebutan Turun ke Sawah


Untuk menghindari dampak kemarau panjang yang diperkirakan akan mulai berlangsung pada Juni 2013 mendatang, Ribuan Petani di Pinrang, Sulawesi selatan kebut-kebutan turun ke sawah. Meski sebagian petani belum panen namun para petani sudah turun ke swah lebih dahulu, mereka berharap musim tanam padi yang dipercepat akan menghindarkan tanaman padi mereka dari ancaman kemarau panjang.
Ratusan petani di kecamatan Cempa kabupaten Pinrang misalnya sudah dua pekan menggarap lahan mereka. Pada hal sejumlah petani lainnya masih sibuk memanen padi mereka. Para petani sengaja mempercepat turun ke sawah pada musim garap tahun ini agar tanaman padi mereka yang membutuhkian waktu tanam dan pemelinhraan hjingga panen selama tiga bulan bbisa terhindari dari bencana kemarau panjang yang diperkirakan akan berlangsung mulai juni mendatang. “Semngaja turun ke sawah lebih cepat karena kita khawatir tanaman padi bisa kekeirngan akibat kemarau yang dperkirakan akan mulai terjadi Juni mendatang.”ujar Arimin dan Anas dua petani di kecamatan cempa.

Bupati Pinrang, Andi Aslam Patonangi yang mengunjungi para petani di areal mereka beberapa waktu lalu menyambut gembira kekonmpakan petani menghadapi musim kemarau yang diperkirakan tidak akan lama lagi. Andi Aslam juga menghimbau petani yang kini tengah masih panen agar ikut mempercepat waktu turun ke sawah agar tanaman padi bisa terhindari kemarau dan tetap berproduksi 7,2 hingga 8 ton perhektarnya.

Bupati Aslam yang sempat berdialog dengan para petani di areal persawahanselama 15 menit  berjanji akan mendukung upaya petani mempercepat waktu tanam padi pada musim garap tahun ini, agar produksi padi di kabupaten yang menjadi salah satu penyangga pangan nasional ini tetap bisa berproduksi maksimal 7,2 hingga 9 ton perhektar seperti yang sudha dicapai petani selama ini. Semua infra struktur pertanian termasuk PU pengairan dan Dinas pertanian dan perangkatnya untuk turun langsung membantu petani guna menghadapi musim kemarau panjang yang berpotensi menuurnkan produksi jika tidak diantisipasi,”ujar Andi Aslam patonagi.

Meski sejumlah petani mendukung sepenuhnya upaya pemerintah tersebut, namun mereka khawatir pasokan air dalam jumlah yang cukup kerap tak bis alangsung dipenuhi. Pada hal areal pertanian saat musim garap hinga tanam memerlukan pasokan air yang besar. (K25-11/Junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar