Parade gadis-gadis cantik perwakilan dari berbagai dusun di kecamatan matakali polewali mandar, sulawesi barat, jadi objek wisata tahunan di polewlai mandar. Ribaun warga yang antusias menayskikan Festival kecantikan ala suku mandar ini membuat ruas-ruas jalan yang dilalui peserta pawai ini macet total. Jalur trans sulawesi bahkan lumpuh selama berjam-jam lantaran terjebak kemacetan panjang hingga belasan kilometer.
Inilah festival model ala suku mandar di polewali mandar yang tetap jadi magnet
wisatawan lokal maupun luar daerah setiap tahunnya. Ratusan gadis-gadis cantik
perwakilan dari berbagai dusun dan desa di kecamatan matakali Polewali mandar
ini berlomba menarik perhatian penonton dan dewan juri di sepanjang ruas jalan
yang dilalui peserta festival tahunan ini.
Dengan
berdandan layaknya calon pengantin gadis cantik pilihan dari dusun dan desa
mereka ini berlomba menjadi peserta terbaik untuk mengalahkan ratusna peserta dari
dusun dan kecamatan lain.
Fokus penilaiain
tak hanya mengandalkan kecantikan semata. Faktor keberanian peserta menuggang
kuda yang ditunjang dnmegan kemampuan kuda menunjukkan penampilan tarian
terbaik mereka juga menjadi penilaian penting untuk menjadi jauara festival
mode ala mandar ini. Tata rias peserta dan kekompakan tim rebana termasuk
kalindagdag atau seni pantung yang mengiringi setiap peserta juga menjadi fokus
penilaian penting untuk mennetukan peserta terbaik.
Ribuan
penonton yang tumpah di sepanjang rute jalan yang dilalui peserta tidak hanya
memacetkan lorong-lorong jalan. Ruas jalan trans sulawesi sepanjang dua
kilometer yang dilalui peserta festival model ala mandar ini bahkan terjebak
kemacetan panjang hingga belasan kilometer. Ribuann kendaraan dari dua arah tak
bisa bergerak lantaran seluruh ruas jalan disesaki peserta festival ini.
Rasmawati,
salah satu peserta yang ikut dalam festival ini sempat menarik perhatian
penonton lantaran dinilai sebagai peserta paling berani, lantaran kuda terlatih
yang ditungganginya dinilai memberi aktraksi paling sensasional dan mennantang
dibanding peserta lain. “Senang bisa jadi peserta dan bersaing dengan kontestan
lain dari berbagai dusun dan desa. Bangga disaksikan ribuan mata penonton,”ujar
Rasmawati, peserta festival
Festival
model cantrik ala suku mandar ini selalau menjadi magnet tidak hanya bagi warga
lokal tapi juga wisatawan luar daerah. Dalam festival serupa yang lebih meriah
dan pesertanya lebih besar kerap jadi tontonan wisatawan asing yang berkunjung
ke daerah ini.
Tradisi
tahunan yang menjadi kebanggaan suku mandar dari berbagai dusun/ desa dan
kecamatan di Polewali mandar ini hingga kini tetap lestari. Pemerintah sendiri
kini tengah beruoaya mengangkat tradisi lokal ini menjadi salah satu aset
budaya dan wisata lokal yang diharapkan bisa menari minat wisatawan lokal
maupun mancanegara. (Mandar, 30/3/2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar