Rabu, 27 Maret 2013

Parade gadis-gadis pilihan, Festival model cantik ala suku mandar


Parade gadis-gadis cantik perwakilan dari berbagai dusun di kecamatan matakali polewali mandar, sulawesi barat, jadi objek wisata tahunan di polewlai mandar. Ribaun warga yang antusias menayskikan Festival kecantikan ala suku mandar ini membuat ruas-ruas jalan yang dilalui peserta pawai ini macet total. Jalur trans sulawesi bahkan lumpuh selama berjam-jam lantaran terjebak kemacetan panjang hingga belasan kilometer.
Inilah festival model ala suku mandar di polewali mandar yang tetap jadi magnet wisatawan lokal maupun luar daerah setiap tahunnya. Ratusan gadis-gadis cantik perwakilan dari berbagai dusun dan desa di kecamatan matakali Polewali mandar ini berlomba menarik perhatian penonton dan dewan juri di sepanjang ruas jalan yang dilalui peserta festival tahunan ini.

Dengan berdandan layaknya calon pengantin gadis cantik pilihan dari dusun dan desa mereka ini berlomba menjadi peserta terbaik untuk mengalahkan ratusna peserta dari dusun dan kecamatan lain.

Fokus penilaiain tak hanya mengandalkan kecantikan semata. Faktor keberanian peserta menuggang kuda yang ditunjang dnmegan kemampuan kuda menunjukkan penampilan tarian terbaik mereka juga menjadi penilaian penting untuk menjadi jauara festival mode ala mandar ini. Tata rias peserta dan kekompakan tim rebana termasuk kalindagdag atau seni pantung yang mengiringi setiap peserta juga menjadi fokus penilaian penting untuk mennetukan peserta terbaik.

Ribuan penonton yang tumpah di sepanjang rute jalan yang dilalui peserta tidak hanya memacetkan lorong-lorong jalan. Ruas jalan trans sulawesi sepanjang dua kilometer yang dilalui peserta festival model ala mandar ini bahkan terjebak kemacetan panjang hingga belasan kilometer. Ribuann kendaraan dari dua arah tak bisa bergerak lantaran seluruh ruas jalan disesaki peserta festival ini.

Rasmawati, salah satu peserta yang ikut dalam festival ini sempat menarik perhatian penonton lantaran dinilai sebagai peserta paling berani, lantaran kuda terlatih yang ditungganginya dinilai memberi aktraksi paling sensasional dan mennantang dibanding peserta lain. “Senang bisa jadi peserta dan bersaing dengan kontestan lain dari berbagai dusun dan desa. Bangga disaksikan ribuan mata penonton,”ujar Rasmawati, peserta festival

Festival model cantrik ala suku mandar ini selalau menjadi magnet tidak hanya bagi warga lokal tapi juga wisatawan luar daerah. Dalam festival serupa yang lebih meriah dan pesertanya lebih besar kerap jadi tontonan wisatawan asing yang berkunjung ke daerah ini.

Tradisi tahunan yang menjadi kebanggaan suku mandar dari berbagai dusun/ desa dan kecamatan di Polewali mandar ini hingga kini tetap lestari. Pemerintah sendiri kini tengah beruoaya mengangkat tradisi lokal ini menjadi salah satu aset budaya dan wisata lokal yang diharapkan bisa menari minat wisatawan lokal maupun mancanegara. (Mandar, 30/3/2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar