Sabtu, 16 Februari 2013

Duh!, Tarian Pengumbar Sahwat jadi Tontonan Anak-anak

Tarian erotis yang mengumbar sahwat seks yang terus dikembangkan sejumlah kelompok musik elekton di Polewali mandar Sulawesi barat untuk menarik minat penonton di tengah ketatnya persaingan group music serupa, kini tak hanya ditonton kalangan dewasa dan orang tua, anak-anak yang belum layak menonton adegan seronok pun jadi penikmatnya. Tarian erotis yang mengumbar praktek sesk ini semula memnang dilarang keras karena dinilai bisa merusak moral generasi muda terutama anak-anak, namun belakangan group musik serupa yang makinj berani dan makin pulgar terus bermunculan menjadi pesaing baru. Artis electon yang paling berani buka-bukaan dan menyerahkan seluruh bagian tubuhnya dijamah penonton akan dinilai sebagai elekton paling berani.
Group music Elekton Trivanada dan Purnama, dua elekton yang memiliki artis paling berani buka-bukaan dan dijamah penonton di Polewali mandar ini hampir tiap malam menjadi tontonan di berbagai pelosok desa hingga ke kota. Popularitas kedua group music elekton ini yang dikenal artisnya paling erotis dan sensational mengumbar sahwat di hadapat penontonnnya menjadikan group music ini makin laris dimanfatakan sebagai jasa hiburan di berbagai hajatan seperti pesta pengantin, sunatan, dan khataman anak.

Lihat saja penampilan group music Trivanada dan Purnama di kecamatan Mapilli dan Wonomulyo ini. Dihadapan puluhan anak-anak dan remaja mereka dengan berani tanpa rasa malu melakukan berbagai tarian dan adegan yang mengumbar sahwat penontonnya. Praktek seks bebas layaknya orang dewaasa dipertontonkan di hadapan anak-anak SD ini.

Tak hanya itu para penonton pun bisa menjamah bagain tubuh sejumlah artis seksi ini. Dengan saweran Rp 5000 bahkan Rp 1000 penonton bisa menjagamah bagian sensitive sang artis tanpa rasa malu apalagi keberatan. Jika semula tontonan pengumbar sahwat seperti ini hanya dilakukan pada dinihari saat anak-anak sudah tidur lelap, kini semakin longgar. Praktek adegan seks pun kerap dilakukan siang hari di setiap acara hajatan warga.

Kini tak hanya orang dewasa yang jadi pentonton atau penggemar music erotis ini, kalangan remaja dan anak-anak yang belusepantasnya dipertontonkan adegan serupa ini mulai menggemari. Lihat saja pertunjukan music erotis di salah satu pesta sunatan di Mapilli ini, tak hanya orang dewasa dan orang tua yang jadi penonton, tapi juga puluhan anak-anak SD ikut menyaksikan adegan seks bahkan ikut saweran layaknya seperti orang dewasa.

Kedua group music yang kerap ganti nama dan bertukar artis ini memang beberapa kali  beruurusan polisi, namun tak membuat efek jera. Di berbagai tempat kelompok music erotis seperti ini bahkan makin berani dan makin pulgar.

Meski sejumlahwarga meprotes pertunjukan music yang dinilai seronok ini namun tanmpaknya gerakan group music elekton yang massif dan makin pulgar mebuat warga yang menolak makin prustasin. POlisi sendiri yang diuharapkan bisa menertibkan pertunujukan music seks seperti ini terkesan tak mau p[using. Tak heran jika group musikm yang semula dilarang kini makin menjamur.  (15022013/ Edy Junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar