Senin, 24 Desember 2012

Perempuan Perkasa, Berjualan Sembako Sambil Jalan Kaki belasan Kilometer

Perempuan Perkasa. Seorang perempuan berusia lanjut di Polewali mandar, sulawesi barat harus berjuang menghidupi seorang anak dan empat cucunya dengan cara berjualan ikan dan sayur mayur sambil berjalan kaki belasan kilometer Menyusuri lorong dan gang jalan di kota polewali mandar dan binuang untuk menyambangi pelanggan-pelangganh setianyaya. Pendapatannya yang tak lebih dari rp 30 ribu perhari disispkan untuk membayar cicilan utang dan membeli beras untuk anak dan cucnya.

Marawiah, nenek berusia 74 tahun ini tergolong manusia istimewa. Setiap subuh hari sebelum semua orang terjaga dari tidurnya, perempuan yang sudah punya puluhan cucu ini sudah harus berjalan kaki belasan kilometer dari rumahnya di kecamatan binuang menuju pasar baru di kota polewali mandar.

Usai membeli barang dagangan berupa ikan dan sayur-mayur di pasar baru pada subuh hari, perempuan usir ini dengan sabar memikul barang dagangannya sambil berjalan kaki menyusuri  jalan-jalan, lorong dan gang jalan di kota polewali dan kecamatan binuang. Mereka dengan sabar menyambangi pelanggannya sejak pagi hingga siang hari, sebelum pulang ke rumah berkumpul bersama anak dan empat orang cucunya.

Dengan beralas kaki berupa sandal jepit lusuh yang setia menemaninya, sang nenek seolah tak perduli panas terik matahari yang membakar kulit tanpa ampun. Perempuan usur ini berharap hasil keringat yang dikumpulkannya setiap hari yang rata-rata Rp 30 ribu kelak bisa disispkan untuk membayar uang pinjaman usaha yang diciclnya setiap hari, sebelum menyisipkan uang belanja makan seperti beras dna lauk pauk lainnya.

Tahukah anda pemirsa? kebiasaan sang nenek berjalan kaki hingga belasan kilometer sejak bertahun-tahun lalu seperti ini, rupanya menjadi resep hidup sehat dan panjang umur bagi sang nenek. Resep hidup sehat ala nenek Marwiyah ini sudah ditekuni bertahun-tahun lalu. Marwiyah justru baru merasakan badannya pegal pegal jika seharian tak menggerakkan badan. “Saya harus bangun pagi-pagi menyambngi pelanggan saya, kalau terlambat pedagang iukan yang pake motor sudah duluan mendatangi pelanggan saya,”ujar Marwiyah mengaku harus bersaing mencari pelanggan meski hanya jalan kaki memikul jualannya.


Marawiah tergolong ibu yang gigih dan ulet mengarungi hidup. Meski pendapatannya hanya cukup untuk makan sehari bagi anak dan empat cucunya, Marwiyah tak pernah mengeluh apalagi menggantungkan hidup pada orang lain.

Jika cuaca panas atau diguyur hujan, sebuah sepasang sandal jepit dan sebuah payung lusuh dengan setia menemani sang nenek. Terkadang jika sepih pembeli, marawiah pulang sambil membawa barang jualannya ke rumah. Sebagian yang tidak laku diberikan ke tetangga atau dimasak sendiri.

Marda, salah satu pelanggan setianya mengaku salut dengan perempuan pahlawan ini. Meski sudah berusia lanjut namun sang nenek dikenal warga sudah berjualan ikan dan sayur mayur puluhan tahun lalu, hanya dengan cara memikul dan berjalan keliling kampung menyambangi pelangganya. “Dia perempuan hebat sudah puluhan tahun berjuang hidup dnegan cara memikul jualan sambil jalan kaki kelkiling lorong demi menyambangi pelangannya, dan marwiah tampak tetap sehat,”ujar Marda, pelanggan Marwiyah bangga.

Banyaknya pedagang serupa yang berjualan menggunakan motor menyambangi pelangganya mebuat saingan berat bagi sang nenek. Agar bisa mendapat pelanggan sang nenek harus menjamah pelangganya lebih pagi sebelum pedagang lain yang menggunkan motor mendahuluinya.

Sejumlah tetangga marwiyah salut dengan kegigihan hidup perempuan perkasa ini mengarungi hidup. Meski di usianya sudah usur, namun sang nenek tampak sehat dan tetap produktif di usia senja. Sebetulnya marwiyah sudah harus beristirahat,  namun kaena keterdesakan ekonomi perempuan usur ini masih harus bekerja membanting tulang demi menghidupi sang anak dan emmpat cucu kesayangannya. “Dia perempuan ulet, meski sudah tua masih harus berjuang menghidupi anak dan empat cucunya seorang diri,”ujar Sumiati, tetangga Marawiyah

Marwiyah hanya berharap angsuran utang berupa modal usaha rp 100 ribu yang dipinjam dari sebuah koperasi bisa dibayar dari keuntungan usahanya setiap hari. Selebihnya digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan dapur lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar