Sandeq. Perahu layar sandeq yang terkenal unggul dan sudah menjelajahi belahan dunia seperti Prancis, Jepang, Malaysia vietnam dan Pilipina ternyata menarik minat dan rasa ingin tahu puluhan siswa di Polewali mandar, Sulawesi barat. Untuk mengetahui asal usul karya kebudayaan suku mandar yang sudah menjadi kebanggan nasional bahkan dunia tersebut, para siswa berwisata sambil belajar tentang Perahu sandeq langsung dari desa sandeq, di Polewali Mandar. Para siswa bangga dan senang karena bisa bertanya langsung dari sejumlah praktisi dan pemerhati sandeq.
Meski hanya duduk
beralas daun kelapa yang telah dianyam, puluhan siswa SD ini tampak antusias
mempelajari dan mengenali bagian-demi bagian dari konstruksi perahu layar
sandeq langsung dari desa sandek di kecamatan Polewali, kabupaten Polewali
mandar, Jumat (07/09) hari ini. Perahu layar Sandeq sebagai karya kebudayaan
suku mandar bahkan sudah terkenal di tinglat nasional bahkan dunia. Awal Juli
1012 lalu bahkan tiga perahu sandeq asal Polewali Mandar, bersama 12 awaknya
mewakili Indonesia di festival maritim internasional di prancis.
Meski mereka hanya
belajar dan berkenalan lebih dari dua jam di desa sandeq, para siswa dengan
cepat bisa menghafal bagian demi bagain dari perahu sandeq, termasuk tata cara
berlayar dan mengarungi samudra lautan menggunakan perahu sandeq. Lihat saja
antusias para siswa memperhatikan instuktur memberi pejelasan fungsi dan
bagian-bagian dari perahu sandeg.
Usai belaqjar santai
sambil berekreasi ke desa sandeq, para siswa ini pulang bukan membawa oleh-oleh
berupa barang atau souvenir, melainkan membawa pengetahun tentang sandeq.
Erika, salah satu
siswi yang ikut berwisata sambil belajar di desa Sandeq mengaku senang dan bisa
belajar banyak tentang filosopi dan tata cara membuat sandeq termasuk mengenali
fungsi dari masing-masing bagian perahu sandeq. “Saya bisa langsung tahu karena
bisa melihat langsung miniatur sandeq seperti aslinya,”ujar Erika sambil
menyebut bagian-demi bagian dari perahu sandeq yang baru saja dikenalnya.
Meski orang tua Erika
adalah warga suku Mandar yang sudah puluhan tahun bermukim di Polewali mandar,
namun Erika mengaku baru mengenal sandeq lebih dekat setelah berwisata ke desa
sandeq. Selama ini warga polewali termasuk anak-anak mengenal Sandeq saat ada
festival sandeq digelar untuk memeriahkan sebuah kegiatan, namun kali ini
anak-anak yang berwisata langsung ke desa sandeq bisa mengenali karya
kebudayaan leluhur mereka dari dekat.
Para siswa yang
belajar sambil berwisata makin senang lantaran saat pulang mereka mendapat
oleh-oleh miniatur sandeq yang diberikan secara gratis oleh sejumlah nelayan
dan aktifis pencinta sandeq di desa sandeq.
Ridwan Alimuddin, salah
satu penghuni desa Sandeq mengaku bangga mendapat kunjungan siswa dari berbagai
sekolah yang berwisata ke desa sandeq. Meski tak mendapat upah apa pun dari
jerih payahnya menjelaskan sejarah dan filosopi sandeq yang telah menjadi karya
kebudayaan suku mandar yang dikenal hingga ke dunia internasional, namun Ridwan
dengan bersemangat menjelaskan bagian-bagian dari perahu sandeg kepada para
siswa atau siapa pun yang datang..
Ridwan Alimjuddin
mengaku bangga dan gembira menyambut antusias para siswa belajar tentang karya
kebuadayaan leluhur merekan yang kini semakin terlupakan oleh generasi
berikutnya. “Semangat ingin tahu para siswa terhadap setiap karya kebudayaan
leluhur mereka patut diapresiasi. Sandeq sebagai karya kebudayaan warga pesisir
saya kira sarat pesan, makna dan kandungan filisopi hidup bernegara. Bagaimana
para leluhur tanah mandar mengarungi lautan dan dunia hanya dengan sandeq tanpa
mesin patut menjadi kebanggaan generasi kita,”ujar Ridwan memberi semangat para
siswa yang tengah seius memperhatikan instruktur memberi penjelasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar