Demo Warga Miskin. Jangan pernah berani menyunat dana orang miskin jika tak ingin dipermalukan warga. Di Polewali mandar, sulawesi barat, puluhan orang tua miskin mengepung sekolah, lantaran mereka keberatan dan memprotes Pemotongan Dana bantuan siswa miskin di sekolah mereka. Suasana lebaran dan sekolah hari pertama yang seharusnya diwarnai saling bermaaf-maafan justru diwarnai Pertengkaran dan saling tuding antar warga dan kepala sekolah.
Puluhan warga desa
terpencil di pulau battoa/ kecamatan binuang polewali mandar yang keberatan
dana bantguan bagi siswa miskin menyerbu masuk ke sekolah tempat anak-anak
mereka bersekolah.
Setelah memastikan sang
kepala sekolah sedang berada di tempat warga langsung menyerbu dan mengepung
sekolah. Sejumlah warga langsung berdialog dengan kepala sekolah dan bendara
dana bantuan siswa miskin di ruang kepala sekolah, sementara puluhan siswa
lainnya mememlih berkerumun di halkaman sekolah, agar kepala sekolah yang
selama ini sulit ditemui warga tak lagi bisa lolos dari sergapan warga.
Ttk ada basa basi,
puluhan orang tua miskin ini langsung memprotes dan meminta kepala skeolah
mengembalikan potongan dana yang dipotong kepala sekolah secara sepihak.
Baco, salah seorang
warag yang berdmeo mengaku kesal dan menuntut kepala sekolah mengembalikan dana
yang telah disunat secara sepihak. Baco bahkan mendesak dinas
pendidikansetempat agar memindahkan sang kepaka sekolah dari pulau mereka huni
agar pelarilaku tidak terpuju tidak menyebar ke warga lain. “Jangan pewrnah ada
praktek korupsi di pulau yang bersih ini, pejabat atau kepala skeolah yang
tidak bersih tolong keluarkan dari pulau sebelum memcemari yang lain,”ujar
Baco.
Baco menilai, perilaku
korupsi dnegan cara memotong hak orang miskin sudah beberapa kali dilakukan
sang kepala sekolah yang baru beberapa bulan bertugas di pulau.
Ketua komite sekolah,
Amin juga sepakat dengan sikap warga. Menurut amin, dirinya kerap jadi sasaran
kemarahan warga pulau lantaran dituding bersekongkol dengan pihak sekolah, pada
hal amin tak sepersen pun menikmati dana potongan dari siswa. “Saya iin tak
sepersen pun menikmati dana potongan tapi tiap hari didatangi dan diprotes warga
terkait potongan dana miskin,”ujar ketua komiet, Amin mengaku kesal.
Puluhan siswa yang
datang ke sekolah hari pertama tampak bingung. Tak ada guru yang mengajar atau
mengarahkan mereka karena para guru memilih tidak mengajar atau menemui para
sisw ayang sednag bingung di kelasnya sendjri.
Menyikapi konplik kepala
sekolah dan warga soal pemotongan dana miskin sejumlah guru di sekolah ini
tampak tak ingin embail p;using. Saat warga berdatanagn ke sekolah mereka para
guru yang tidak merasa bagian dari kasus ini memilih berada di ruang guru dari
pada terlibat membantu sang kepala skeolah.
Sitti Maryam, kepala sd
pulau Battoa, yang diserbu warga secara tiba-tiba di hari pertama sekolah
bukannya saling bermaaf maafan dengan para guru dan warga yang datang, namun
malah ikut terlibat pertengkaran dan saling tuding. “Kami potong karena sudah
kesepakatan bersama orang tua dan bendahara, tapi kalaumereka menuntut
dikembalikan kami akan kembalikan. Dan saya siap tinggalkan pulau kalau memang
sudah tak dikehendaki,”ujar Sitti Maryam, kepala sekolah sd pulau battoa.
Meski mengakui
pembabagian dana bsm telah dua kali menyunat dana bantuan siswa miskin sebesar
rp 50 ribu dan rp 60 ribu per siswa, namun menurut maryam itu dilakukan atas
kesepakatan bendahara, sekertaris, komite dan para orang tua siswa. Namun belum
selesai memberi alasan para orang tua dan ketua komite serentak menuding sang
kepala sekolah sebagai pembohong..
Alasannya, para orang
tua malah tak pernah diberintahu pihak sekolah saat pembagian dana bantuan siswa,
Merasa dipojokkkan warga, kepala sekolah akhirnya bersedia mengembalikan semua
dana yang telah dipotong, termasuk bersedia mengundurkan diri sebagai kepala
sekolah jika warga sudah tak menghendaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar