Kamis, 23 Agustus 2012

Sunat Bantuan Orang Miskin, Kepala Sekolah Diminta Tinggalkan Pulau


Demo Warga Miskin. Jangan pernah berani menyunat dana orang miskin jika tak ingin dipermalukan warga. Di Polewali mandar, sulawesi barat, puluhan orang tua miskin mengepung sekolah, lantaran mereka keberatan dan memprotes Pemotongan Dana bantuan siswa miskin di sekolah mereka. Suasana lebaran dan sekolah hari pertama yang seharusnya diwarnai saling bermaaf-maafan justru diwarnai Pertengkaran dan saling tuding antar warga dan kepala sekolah.

Puluhan warga desa terpencil di pulau battoa/ kecamatan binuang polewali mandar yang keberatan dana bantguan bagi siswa miskin menyerbu masuk ke sekolah tempat anak-anak mereka bersekolah.

Setelah memastikan sang kepala sekolah sedang berada di tempat warga langsung menyerbu dan mengepung sekolah. Sejumlah warga langsung berdialog dengan kepala sekolah dan bendara dana bantuan siswa miskin di ruang kepala sekolah, sementara puluhan siswa lainnya mememlih berkerumun di halkaman sekolah, agar kepala sekolah yang selama ini sulit ditemui warga tak lagi bisa lolos dari sergapan warga.

Ttk ada basa basi, puluhan orang tua miskin ini langsung memprotes dan meminta kepala skeolah mengembalikan potongan dana yang dipotong kepala sekolah secara sepihak.

Baco, salah seorang warag yang berdmeo mengaku kesal dan menuntut kepala sekolah mengembalikan dana yang telah disunat secara sepihak. Baco bahkan mendesak dinas pendidikansetempat agar memindahkan sang kepaka sekolah dari pulau mereka huni agar pelarilaku tidak terpuju tidak menyebar ke warga lain. “Jangan pewrnah ada praktek korupsi di pulau yang bersih ini, pejabat atau kepala skeolah yang tidak bersih tolong keluarkan dari pulau sebelum memcemari yang lain,”ujar Baco.

Baco menilai, perilaku korupsi dnegan cara memotong hak orang miskin sudah beberapa kali dilakukan sang kepala sekolah yang baru beberapa bulan bertugas di pulau.

Ketua komite sekolah, Amin juga sepakat dengan sikap warga. Menurut amin, dirinya kerap jadi sasaran kemarahan warga pulau lantaran dituding bersekongkol dengan pihak sekolah, pada hal amin tak sepersen pun menikmati dana potongan dari siswa. “Saya iin tak sepersen pun menikmati dana potongan tapi tiap hari didatangi dan diprotes warga terkait potongan dana miskin,”ujar ketua komiet, Amin mengaku kesal.

Puluhan siswa yang datang ke sekolah hari pertama tampak bingung. Tak ada guru yang mengajar atau mengarahkan mereka karena para guru memilih tidak mengajar atau menemui para sisw ayang sednag bingung di kelasnya sendjri.

Menyikapi konplik kepala sekolah dan warga soal pemotongan dana miskin sejumlah guru di sekolah ini tampak tak ingin embail p;using. Saat warga berdatanagn ke sekolah mereka para guru yang tidak merasa bagian dari kasus ini memilih berada di ruang guru dari pada terlibat membantu sang kepala skeolah.

Sitti Maryam, kepala sd pulau Battoa, yang diserbu warga secara tiba-tiba di hari pertama sekolah bukannya saling bermaaf maafan dengan para guru dan warga yang datang, namun malah ikut terlibat pertengkaran dan saling tuding. “Kami potong karena sudah kesepakatan bersama orang tua dan bendahara, tapi kalaumereka menuntut dikembalikan kami akan kembalikan. Dan saya siap tinggalkan pulau kalau memang sudah tak dikehendaki,”ujar Sitti Maryam, kepala sekolah sd pulau battoa.

Meski mengakui pembabagian dana bsm telah dua kali menyunat dana bantuan siswa miskin sebesar rp 50 ribu dan rp 60 ribu per siswa, namun menurut maryam itu dilakukan atas kesepakatan bendahara, sekertaris, komite dan para orang tua siswa. Namun belum selesai memberi alasan para orang tua dan ketua komite serentak menuding sang kepala sekolah sebagai pembohong..

Alasannya, para orang tua malah tak pernah diberintahu pihak sekolah saat pembagian dana bantuan siswa, Merasa dipojokkkan warga, kepala sekolah akhirnya bersedia mengembalikan semua dana yang telah dipotong, termasuk bersedia mengundurkan diri sebagai kepala sekolah jika warga sudah tak menghendaki.

Para orang tua yang kesal karena terlibat debat kusir dnegan kepala sekolah, memilih meninggalkan ruangan dan kepala sekolah. Mereka berjanji akan kembali melakukan aksi serupa jika kepala sekolah tak segera mengembalikan sisa dana bantuan siswa miskin yang tela di potong dan yang bersanmgkutan tidaksegera dimutasi ke keluar dari pulau


Tidak ada komentar:

Posting Komentar