Minggu, 29 Juli 2012

Al Quran Tertua Ditulis dengan Getah Pohon

Al Quran Tertua. Sebuah Alquran tua karya Syeh Abdul Mannan, ulama penyebar Islam pertama di tanah mandar Majene, sulawesi barat. Hingga kini masih terpelihara dengan baik. Al Quran setelab 400-an halaman ini ditulis tangan dengan menggunakan getah pohon. Meski kulit hewan yang digunakan sebagai sampul sudah compang camping dimakan usia, namun Al quran tulisan tangan ulama yang dijuluki Tosalamag di Salabose ini masih utuh. Benda purbakala yang sudah berumur ratusan tahun tersebut kini tak lagi dipergunakan sebagaia sarana bacaan Al Quran yang bisa dibuka setiap saat, melainkan hanya disimpan oleh imam mesjid Salabose menggunaka kota kayu di rumahnya.
Sehari-harinya Alquran berukuran 10x15 centimeter ini, lebih sering disimpan sebagai benda bersejarah. Alquran ini disimpan oleh Imam Masjid Salabose, Muhammad Gaus yang juga masih keturunan Syekh Abdul Manan. Uniknya, Alquran ini ditulis dengan getah pohon. Alquran Tosalamaq ini diperkirakan ditulis Syeh Abdul Mannan pada awal abad 16 masehi, ketika Syeh Abdul mannan hadir dan menjadi tokoh penyebar Islam pertama di Majene kemudian berkembang di Sulawesi barat dan daerah lainnya.

Masih terlihat jelas, Al Quran yang ditulis tangan dnegan rapih dan indah ini terdapat penjelasan dan perbaikan di sisi kiri setiap lembaran al Quran ini.

Masyarakat setempat percaya, Al Quran tua ini tidak hanya menjadi sumber ilmu dna semangat penyebaran islam di tanah mandar sejak awal abad 16 lalu, namun Al Quran ini juga dipercaya sebagian warga bisa mendatangkan berkah dan keselamatan bagi siapa saja yang melihat dan menciumnya.

Alquran tertua yang menjadi kebanggaan masyarakat Suku Mandar ini hanya dibuka dua kali setahun, yakni saat Ramadhan dan pada peringatan Maulid. Alasannya selain dimaksudkan untuk mempertahankan kelestarian salah satu benda purbakala ini juga dimaksudkan agar Al Quran ini tidak semakin rapuh dan hancur.

Muhammad Gaus, Imam Masjid Salabose, Alquran tersebut ditulis dengan tangan oleh Syehk Abdul Mannan, Namun hingga kini pihaknya tidak mengetahui jenis kertasnya terbuat dari apa. Namun sejumlah warga memperkirakan kertasnya terbuat dari kulit kayu. “Agar tetap lestari dan terjaga al Quran tua ini sudah jarang digunakan kecuali pada Peringatan Maulid dan Ramadhan”ujar Muhammad gaus.

Banyak keunikan pada Alquran tua ini. Setiap halaman terakhir pada setiap juz, terdapat tulisan dengan warna merah. Beberapa tulisan berwarna merah di sisi kiri lembaran Al quran ini dimaksudkan sebagai penjelasan setiap ada kesalahan tulisan. Al Quran ini sendiri sudah beberpa kali diteliti dan diperiksa ulama dan ahli situs bersejarah dan petugas benda purbakala dan  memastikan tulisan dalam al quran tua ini sama persis dengan Al Quran pada umumnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar