Prustasi. Apa jadinya jika warga
justru prustasi berobat ke dokter puskesmas atau rumah sakit ?, ini persis dialami
seorang ibu rumah tangga miskin di Polewali Mandar, Sulawesi barat. Lantaran
sudah lima tahun menyerahkan penyembuhan anaknya yang lumpuh ke dokter puskesmas dan rumah
sakit akibat anaknya menderita gizi buruk, sejak kecil, namun tak juga kunjung
membaik. Lihat videonya di yotube : http://youtu.be/TJhvOr_-oIk Anehnya sang ibu percaya kesehatan anaknya justru dinilai membaik
sejak dilarikan ke dukun kampung, meski baru dua bulan terakhir dirawat sang
dukun.
Darmawati, ibu rumah
tangga satu anak di jalan Kartini, Polewali Mandar ini tetap tulus merawat dan
membesarkan Asrul (5) anaknya yang menderita lumpuh karena kekurangan gizi,
sejak lahir.
Asrul sendiri memang
lahir dalam keadaan tidak normal. Berat badan hanya 2 kilogram lebih, Darmawati
yang hidup sebagai istri tukang becak ini dengan segala cara telah dicurahkan
agar anak simata wayangnya Asrul bisa sembuh, dan tumbuh normal layaknya
anak-anak seusianya.
Sejak lahir Asrul rutin
dibawa Darmawati, ibunya ke Dokter puskesmas atau rumah sakit setempat. Dokter yang
menangani kesehatan balita miskin ini memvonis Asrul menderita gizi buruk. Diduga
karena kekurangan asupan gizi sejak dalam kandungan, anak tukang becak keliling
di Polewali Mandar ini hidup dalam kondisi kesehatan yang memperihatinkan. Meski
usianya sudah lima tahun namun jangankan berdiri, menyapi dirinya saja masih
harus dibantu orang lain.
Selain memberi ASI, Darmawati
hanya sesekali membeli susu instan untuk anaknya. Jika hasil pendapatan
suaminya Firdaus sebagai tukang becak keliling bisa disisipkan setelah membeli
kebutuhan pokok seperti beras dan lauk pauk seadanya, Darmawati baru bisa membeli
susu untuk anaknya. Maklum kondisi ekonomi keluarga kecil yang hidup menumpang
dan berpindah-pindah kontrakan ini harus berjuang mendapatkan nafkah untuk
keluarganya setiap hari..
Meski sudah hampir lima
tahun ditangani dokter puskesmas dan rumah sakit setempat, namun kondisi
kesehatan atau pertumbuhan pisik anaknya tak juga membaik. Asrul tetap saja
lumpuh dan kondisi pisiknya makin kurus kerempeng.
Prustasi membawa anaknya
ke dokter puskesmas dan rumah sakit setempat, karena tak kunjung membaik, Darmawati
kemudian kini memilih dukun kampung untuk menyembuhkan anaknya.
Aneknya Darmawati lebih
percaya kesembuhan anaknya justru menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan, sejak dua bulan terakhir ditangani sang dukun. Meski hanya
diberi ramuan tradisional seperti beras dan campuran rempah-rempah lainnya, kesehatan Asrul diakui lebih membaik. Jika sebelumnya Asrul hanya bisa tergolek di tempat pembaringannya,
tanpa bisa merayap, kini Asrul sudah bisa merayap dan berdiri meski harus
menggunakan alat bantu atau orang lain. “Asrul sedikit membaik sejak saya bawa
ke dukun kampung dua bulan terakhir,”ujar Darmawati.
Sudah dua bulan lebih
Darmawati memilih berhenti mengontrol rutin anaknya ke rumah sakit atau
puskesmas terdekat. Darmawati kini lebih memilih mempercayakan kesembuhan anaknya kepada
dukun kampung sepenuhnya. Darmawati berharap kelak anaknya bisa sembuh dan
berjalan normal seperti anak-anak tetangga lainnya.
Gejala prustasi berobat
ke dokter puskesmas atau rumah sakit seperti ibu Darmawati ini tentu harus menjadi keprihatinan di tengah kampanye pemerintah meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakatnya. Warga seperti Darmawati merasa tak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Pelayanan kesehatan yang maksimal merupakan "Hak Asasi Manusia" bagi setiap warga negara yang dijamin undang-undang.
Tulisan ini disajikan dalam rangka kompetisi
Indonesian Human Rights Blog Award (IHRBA) sebuah program yang digagas
oleh Indonesia Media Defense Litigation Network (IMDLN) sebuah jaringan advokat
dan peneliti di Indonesia yang memfokuskan diri pada penyediaan pembelaan bagi
para pengguna media sosial di Indonesia khususnya yang terkait dengan kebebasan
berekspresi. sebagai upaya promosi hak asasi manusia di dunia online. Pogram
ini pada dasarnya ditujukan untuk merangsang blogger dan komunitas blogger
Indonesia untuk menulis beragam tema tentang promosi, perlindungan, dan
pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar