Tumor Ganas. Lantaran tak
mampu berobat ke rumah sakit atau ke dokter ahli, sebuah keluarga miskin di Polewali
Mandar, Sulawesi barat, memilih membiarkan anaknya hidup digerogoti tumor ganas
sejak lahir. Tumor yang semula ukurannya hanya sebesar biji kelereng di dahi
sang bocah kini terus membesar dan menutupi seluruh wajahnya. Sang bocah kini
kesulitan melihat dan mendapat asupan makanan karena wajah dan hidungnya mulai tertutup
tumor ganas.
Reski Ramadhan
(13 bulan) bocah asal desa Bala, kecamatan Balanipa Polewali Mandar yang
terserang tumor ganas sejak lahir ini hanya bisa meringis kesakitan di pangkuan
ibunya. Meski umurnya sudah lebih dari setahun, namun jangnakan bisa duduk dan
bermain-main seperti anak-anak seusianya, bagun tidur saja tak mampu dilakukan Reski.
Anak bungsu
dari tiga bersaudara pasangan Ali-Jumiati ini diketahui terserang tumor ganas
sejak lahir. Reski memang lahir di Kalimantan timur saat kedua orang tuanya
merantau untuk mencari nafkah. Reski memang pernah diperiksakan ke rumah sakit
di Kalimantan saat gejala tumor terlihat di wajahnya. Sang dokter meminta Jumiati
dan Ali agar anaknya menjalani operasi untuk mengangkat tumor di dahinya.
Namun karena
alasan biaya operasi yang mahal hingga jutaan rupiah dan taruma dengan kematian
dua anaknya yang masuk rumah sakit. Ali dan Jumiati terpaksa menunda-nunda
membawa anaknya ke rumah sakit atau dokter ahli untuk menjalani operasi.
Semula tumor ganas di wajah Reski hanya sebesar biji kelereng, namun seiring bertambah umur, tumor ganas yang menggerogoti tubuhnya terus bertambah besar hingga kini nyaris menutupi wajah dan mulutnya. Sejak sang bocah berumur tujuh bulan, Tumor ganas di wajah Reski tampak makin membesar. “Dulu pernah diperiksa ke rumah sakit dan dokternya minta dioperasi, tapi karena keterbatasan biaya terpaksa tumor di wajah reski terus membesar,”ujar Jumiati.
Pendapatan Ali,
orang tua Reski sebagai buruh pabrik di Kalimantan, jauh dari cukup untuk
membiayai oeprasi anaknya. Berbagai upaya memang telah dilakukan Jumiati dan Ali
agar anaknya bisa sembuh. Jumiati bahkan beberapa kali membawa anaknya ke dukun
kampong yang diyakini bisa menyembuhkan anaknya, namun sederet dukun yang
didatangi tidak membuat tumor di wajah reski hilang namun malah bertambah besar
seperti saat ini.
Karena tumor
diwajah reski makin mengganas, Ali dan Jumiati memilih memulangkan anaknya ke
kampung halamannya di desa Bala, kecamatan Balanipa Polewali mandar.
Jumiati
makin mencemaskan kondisi keselamatan anaknya lantaran tujuh bulan terakhir tinggal
di kampung halamannya, tumor ganas terus mengeorogoti anaknya. Reski yang semula
lahir normal dengan berat badan tiga kilogram, kondisi piskiknya kini makin
menurun drastis. Reski yang lahir semula tampak montok, namun karena terus
digerogoti tumor, badan Reski kini tinggal tulang berbalut kulit.
Jumiati
makin cemas, karena Reski makin malas menyusui, sementara
kondisi pisiknya terus melemah.
Meski sudah
tujuh bulan tinggal di kampung halamannya, Reski luput dari pantauan petugas
kesehatan setempat.
Rezki Ramadhani seharusnya mendapatkan perlindungan dan pelayanan kesehatan yang memadai dari negara. Hidup Membiarkan bocah miskin seperti Reski terus digerogoti tumor ganas adalah tindakan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan negara atas dimana para pejabatnya lalai memberi pelayanan kesehatan yang menjadi hak dasar bagi setiap warag negara tak terkecua.i bagi warga miskin seperti Resky.
Bukankah undang-undang telah menjamin hak bagi setiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Bocah seperti Resky ini harus berjuang seorang diri menghadapi tumor ganas yang meggerogoti tubuhnya. Mengabaikan pelayanan kesehatan terhadap bocah seperti Resky adalah sebuah pelanggaran "Hak Asai Manusia" yang dilakukan aparat negara.
Rezki Ramadhani seharusnya mendapatkan perlindungan dan pelayanan kesehatan yang memadai dari negara. Hidup Membiarkan bocah miskin seperti Reski terus digerogoti tumor ganas adalah tindakan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan negara atas dimana para pejabatnya lalai memberi pelayanan kesehatan yang menjadi hak dasar bagi setiap warag negara tak terkecua.i bagi warga miskin seperti Resky.
Bukankah undang-undang telah menjamin hak bagi setiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Bocah seperti Resky ini harus berjuang seorang diri menghadapi tumor ganas yang meggerogoti tubuhnya. Mengabaikan pelayanan kesehatan terhadap bocah seperti Resky adalah sebuah pelanggaran "Hak Asai Manusia" yang dilakukan aparat negara.
Jumiati menaruh haarapan besar agar
kelak ada dermawan yang bersimpati membantu Reski anaknya, agar tumor ganas di
wajahnya bisa diangkat dan anaknya bisa sembuh. “Beginimi konndisinya pak, saya
hanya berharap ada dermawan yang bermurah hati bisa meringankan agar Reski bisa
menjalani operasi pengangkatan tumor di wajahnya,”ujar Jumiati. (Posted : Edy
Junaedi)
Kami dari panitian kompetisi IHRBA
BalasHapustulisan ini sudah masuk dalam sistem kami, tapi belum dapat kami setujui karena belum sesuai dengan persyaratan teknis.
Silahkan sesuaikan dengan persyaratan teknis di http://hamblogger.org/peraturan-dan-ketentuan/