Flu burung Ribuan ekor ayam milik warga di sejumlah sentra–sentra peternakan unggas di Polewali mandar, Sulawesi
barat, mati mendadak, sejak tiga hari terakhir. Dinas peternakan setempat
memastikan ayam-ayam yang bergelimpangan di kandang-kandang warga mati karena
terjangkit flu burung. Para peternak kini kerepotan menggali lubang untuk
menanam ayam dalam jumlah besar, lantaran setiap hari rata-rata lebih dari 100
ekor mati mendadak dengan ciri-ciri jengger dan daginya berwarna hitam.
Kandang berkafasitas
ribuan ekor ayam milik polmang/ di kelurahan Mambulilling Polewali mandar ini
terlihat naris kosong. Dari 2000 ekor ayam yang diinvestasikan kini hanya
tersisa kurang dari 600 ekor. Hanya dalam tempo empat hari sejak terserang flu
burung atau H5N1 lebih dari 1400 ekor ayamnya mati mendadak dnegan ciri-ciri
yang sama. Jengger dan daging ayam tampak hitam kemerahmerahan serta dimulutnya
mengeluarkan lendir.
Polman mengaku kerepotan memisahkan ayam-ayam yang terjangkit dan ayam sehat lantaran flu burung menyerang sangat cepat. Ayam yang semula tampak sehat dan bugar, hanya dalam tempo beberapa menit tiba-tima menggelepar dan mati seketika.
Polmang kini makin
repot lantaran setiap hari ayamnya mati dalam jumlah besar// sejak empat hari
lalu polmang sediktnya telah menggali 5 lubang untuk menanam bangkai-bangkai ayam
di sekitar kandang miliknya. “Saya bingung menyelamatkan ayam yang terjangkit
penyakit, belum sempat dipisahkan sudah mati lagi. Sudah tiga hari saya sibuk
menggali lubang untukmenanam bangkai-bangkai ayam yang mati setiap hari,”ujar Polmang,
peternak ayam ayam asal mambulilling.
Meski ribuan ekor
ayam mati mendadak hanya dalam tempo beberapa hari di sejumlah sentra
peternakan seperti kelurahan Mambulilling, Rea barat, Manding dan sejumlah
lokasi lainnya.
Dinas pertanian dan
peternakan setempat hingga kini belum turun tangan melakukan tindakan
pencegahan untuk menantisipasi penyebaran wabah flu burung. Dinas peternakan
beralasan yang terjangkit flu buurng saat ini umumnya hanya peternak-peternak
komersil, sementara peternakan tradisonal hingga kini belum ada yang melapor ke
petugas peternakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar