Puluhan warga dan pemuda mamasa yang menamakan diri masyarakat peduli keterisolasian Mamasa (Maketmas) menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu badara sumarorong saat upacara peringatan HUR Mamasa ke – 11 dan peresmnian bandara sultan hasanuddin mini berlangsung, Selasa (11/3/2014). Mereka bermaksud menghadang rombongan gubernur sulbar anwar adnan saleh agar bisa berdialog langsung, namun mereka tak diperkenankan petugas. Insiden keributan sempat terjadi lantaran aksi mereka dinilai mengganggu hingga bentrokan kecil sempat terjadi, sejumlan mahasiswa terluka karena terkena poporan senjata petugas yang berusaha menghentikan aksi massa.
Puncak peringatan hut kabupaten mamasa ke – 12 di bandara sultan hasanuddin
mini di kecamatan sumarorong mamasa sulawesi barat, Selasa (11/3/2014) kemarin,
diwarnai aksi bentrokan antar polisi dan pengunjuk rasa yang mengatasnamakan
diri masyarakat peduli keterisolasian Mamasa (Maketmas).
Para pengunuk rasa yang menggelar orasi di depan pintu gerabng bandara
rencananya akan menghadang rombongan gunbernur Sulbar Anwar Adnan Saleh yang
menghadiri upacara puncak peringatan hut mamasa dan persmian bandara perintis
sultan hasanuddin mini di sumarorong.
Sayangnya massa yang belum sempat berdalog dengan gunernur untuk
menyampaikan aspirasi mereka keburu dibubarkan petugas karena aksi mereka
dinilai mengganggu jalanya acara peresmian. Sejumlah pemuda terluka di bagian
kepala lantaranterkena poporan senjata petugas saat membubarkan aksi massa.
Para pengunjuk rasa ini sedianya akan meyampaikan protes pembangunan
bandara sumarorong yang dinilai bukan skala priorias untuk meningkatakan
perekonomian warga, semenatar akses jalan darat yang hancur yang menjadi sarana
transfortasi utama warga untuk menjual hasil bumi mereka ke luar daerah hingga
kini kondisinya masih hancur hingga menambah biaya dan beban hidup warga
setempat.
Untuk meradam aksi massa, unsur muspida kabupaten mamasa langsung turun
tangan menemui para pengunjuk rasa. Massa smepat mengkritik keras langkah
pemngamana polisi yang dinilai tidak propesional dna tidak memahami hukum.
Alasnanya para mahasiswa tidak elakukan tindakan anarkis apa pun tiba-tiba
dibubarkan. Mereka juga menyesalkan sikap polisi yang melakukan tindakan
penganiayaan terhadap sejumlah pengunjuk rasa yang tidak melakukan perlawnana
apa pun.
“Tidak ada pemukulan pengunjuk ras ayang terjadi adalah pelemparan yang
dilakukan oleh pengunjuuk rasa sendiri hingga mengenai kawannya sendiri. Mereka
dibubarkan karena menyalahi perjanjian dan mereka mendobrak brikade pengaman
petugas untuk masuk ke lokasi acara makanya polisi bertindak,”jar Kapolres
mamasa AKBP Yopie
Meski diwarnai aksi unjuk rasa warga dan pemuda tidak mengganggu jalanya rangkaian
acara puncak peringatan hut ke 12 mamasa dan peresmian bandara sultan
hasanuddin mini di kecamatan sumarorong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar