Tragedi kematian Asrina (15), siswa asal desa Tondrolima, kecamatan Matakali, Polewali mandar yang nekad bunuh diri karena malu putus sekolah, Sabtu pekan lalu mengundang sahwat para pejabat dan politisi menjelang Pilkada Polewali mandar, Oktober 2013 mendatang. Satu persatu pejabat dan Politisi yang kini tengah mengadang-gadang diri menjadi kandidat bupati Polewali mandar tengah berupaya mencuri simpati public dan keluarga korban. Kasus kematian asrina yang menghebohkan public polewali hinga menjadi kasus nasional kini tak hanya ramai menjadi tenma diskusi public di polewali mandar tapi juga menjadi tema-tema talk show di warung-warung kopi.
Rumah milik Nasir dan Emte, orang tua siswa Asrina (15) yang
nekad meneggak racun serangga karena kecewa orang tuanya tak bisa menyekolhakan
dirinya seperti teman-teman dan saudaranya, tak henti-hentinya dikunjungi para
pejabat dan sejumlah politisi yang kini tengah mengcalonkan diri sebagai bupati
dan wakil bupati Polewlai mandar periode 2013-2018 mendatang. Setelah kepala
dinas polewali mandar, Arifuddin Toppo yang tengah digadang menjadi calon wakil
bupati polewali, mendatangi rumah asrina jumat pekan lalu, Minggu malam giliran
anggota DPD asal Sulawesi barat, Muhammad Asri anas yang juga tengah
mencalonkan diri sebagai kandidat bupati polewali mandar yang akan bersaing
dengan tujuh kandidat lainnya juga tak luput menyambangi rumah Asrina. Sejumlah
kandidat lain dikabarkan juga tengha menjadwalkan kunjungan silaturrahmi ke
rumah asrina.
Para pejabat dna politisi yang menyatakan berempati dnegan
musibah yang menimpa Asrina alias Rina memang sebagian menyatakan belasungkawa
dengan cara memberi bantuan sumbangan kepada keluarga dan enam saudara-saudara Asrina yang juga tengah terancam putus sekolah
karena keluarga kecilnya tengah dibelit masalah ekonomi. Namun ada juga pejabat
dan politisi yang sekedar hanya menyampaikan bela sungkawa atas musibah yang
menimpa keluarga korban sambil berdoa agar kelurga koirban diberi ketabahan
menerima cobaan.
Kepala dinas pendidikan polewlai mandar, Arifuddin Toppo
yang menerima banyak pengaduan keluarga korban terkait public di sekolah hingag
tak bisa menyekolahkan anaknya, berjanji akan segera mengklarifikasi langsung
ke sekolah yang diadukan melakukan pelanggaran dengan cara melakukan pungutan
yang mebebani orang tua siswa. “Saya akan cros ceka pengaduan orang tua asrina,
saya sudah perintahkan petugas di dinas pendiikan untuk melakukan kros cek
langsung sebelum saya mengambil sikap,”ujar Arifuddin.
Hiruk pikuk kunjungan pejabnat dna politisi ke rumah asrina
yang kini terbaring di alam baqa mendapat tanggapan beragam dari warga. Sejumlah
warga misalnya menyambut positif adanya empati dan kepedulian pejabat terhadap
kasus yang menimpa keluarga asrina, mereka berharap para pejabat dan p;olitisi
melanjutkan tradisi ini tidak hanya kepada kelaurga asrina tapi juga keluarga
lain di polewlai mandar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar