Selasa, 16 April 2013

Tragedi Kematian Rina, Mengundang Simpati Para calon Bupati


Tragedi kematian Asrina (15), siswa asal desa Tondrolima, kecamatan Matakali, Polewali mandar yang nekad bunuh diri karena malu putus sekolah, Sabtu pekan lalu mengundang sahwat para pejabat dan politisi menjelang Pilkada Polewali mandar, Oktober 2013 mendatang. Satu persatu pejabat dan Politisi yang kini tengah mengadang-gadang diri menjadi kandidat bupati Polewali mandar tengah berupaya mencuri simpati public dan keluarga korban. Kasus kematian asrina yang menghebohkan public polewali hinga menjadi kasus nasional kini tak hanya ramai menjadi tenma diskusi public di polewali mandar tapi juga menjadi tema-tema talk show di warung-warung kopi.
Rumah milik Nasir dan Emte, orang tua siswa Asrina (15) yang nekad meneggak racun serangga karena kecewa orang tuanya tak bisa menyekolhakan dirinya seperti teman-teman dan saudaranya, tak henti-hentinya dikunjungi para pejabat dan sejumlah politisi yang kini tengah mengcalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati Polewlai mandar periode 2013-2018 mendatang. Setelah kepala dinas polewali mandar, Arifuddin Toppo yang tengah digadang menjadi calon wakil bupati polewali, mendatangi rumah asrina jumat pekan lalu, Minggu malam giliran anggota DPD asal Sulawesi barat, Muhammad Asri anas yang juga tengah mencalonkan diri sebagai kandidat bupati polewali mandar yang akan bersaing dengan tujuh kandidat lainnya juga tak luput menyambangi rumah Asrina. Sejumlah kandidat lain dikabarkan juga tengha menjadwalkan kunjungan silaturrahmi ke rumah asrina.

Para pejabat dna politisi yang menyatakan berempati dnegan musibah yang menimpa Asrina alias Rina memang sebagian menyatakan belasungkawa dengan cara memberi bantuan sumbangan kepada keluarga dan enam saudara-saudara  Asrina yang juga tengah terancam putus sekolah karena keluarga kecilnya tengah dibelit masalah ekonomi. Namun ada juga pejabat dan politisi yang sekedar hanya menyampaikan bela sungkawa atas musibah yang menimpa keluarga korban sambil berdoa agar kelurga koirban diberi ketabahan menerima cobaan.

Kepala dinas pendidikan polewlai mandar, Arifuddin Toppo yang menerima banyak pengaduan keluarga korban terkait public di sekolah hingag tak bisa menyekolahkan anaknya, berjanji akan segera mengklarifikasi langsung ke sekolah yang diadukan melakukan pelanggaran dengan cara melakukan pungutan yang mebebani orang tua siswa. “Saya akan cros ceka pengaduan orang tua asrina, saya sudah perintahkan petugas di dinas pendiikan untuk melakukan kros cek langsung sebelum saya mengambil sikap,”ujar Arifuddin.

Hiruk pikuk kunjungan pejabnat dna politisi ke rumah asrina yang kini terbaring di alam baqa mendapat tanggapan beragam dari warga. Sejumlah warga misalnya menyambut positif adanya empati dan kepedulian pejabat terhadap kasus yang menimpa keluarga asrina, mereka berharap para pejabat dan p;olitisi melanjutkan tradisi ini tidak hanya kepada kelaurga asrina tapi juga keluarga lain di polewlai mandar.

Namun tak sedikit warga yang mencibir bahkan menuding kasus kematian Asrina yang menghebohkan public dinilai mengudang sahwat para pejabat dan politisi. Mereka menilai kasus kematian Rina telah diseret ke rana politik dan menjadi komiditi politik menjelang pilkada polewal mandar yang direncanakan akan digelar 0otober mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar