Rabu, 19 September 2012

Konplik Guru-Kepsek Aktifitas Belajar Siswa Jadi Korban


Konplik Guru. Konplik internal kepala sekolah dan para guru SMA negeri 1 Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi barat, sejak sepekan terakhir membuat ratusan siswa yang tidak bersalah justru menjadi korban. Para siswa diduga digiring sejumlah guru terlibat konplik dengan cara menggelar aksi Mogok Belajar. Kepala sekolah SMA negeri 1 Wonomulyo, Muhammad Ruslan menuding otak dibalik aksi mogok para siswa adalah ulah sejumlah guru yang tidak senang terhadap dirinya. Kepala sekolah minta kepada para guru agar berhenti mengorbankan siswa dengan cara memprovokasi mereka untuk terlibat aksi mogok belajar, karena hal itu tidak mendidik.
Ratusan siswa sma negeri 1 wonomulyo polewali mandar yang tidak belajar sejak  sepekan terakhir, hingga hari ini terlihat hanya keluyuran di halaman sekolah tanpa ada aktifitas belajar. Sebagian siswa lainnya berupaya mengejar ketertinggalan mata pelajaran mereka dengan cara belajar di luar ruangan. Sayangnya para guru menolak mengajar di halaman sekolah karena alasan cuaca panas. Agar bisa belajar sejumlah siswa terpaksa mengajar rekannya sendiri.

Puluhan guru di sekolah ini memang tetap hadir setiap hari di sekolah meski mereka tak menjalankan tugas mengajar seperti biasanya. Para guru beralasan tidak mengajar karena siswa mereka mogok belajar dan menolak belajar sebelum tuntutan mereka dipenuhi, Para siswa yang datang ke sekolah memilih berkeliaran di luar ruangan sebelum akhirnya kembali ke rumah setelah bosan di sekolah karena tak ada aktifitas belajar atau kegiatan kokurikuler.

Aksi mogok yang kompak dilakukan para siswa mulai terpecah. Sebagain siswa mendukung aksi mogok tatap diteruskan sesuai tuntutan mereka semula, semnetara sejumlah siswa lain menilai aksi mogok para siswa telah merugikan siswa sendiri. “Yang pasti aksi mogok belajar ini merugikan siswa karena mereka tak bisa belajar mengejar ketertinggalan mata pelajaran,:ujar Henny, salah seorang siswa di sekolah ini.

Ridwan, guru di sma negeri 1 wonomulyo ini memilih bersikap cuek dan tidak perduli seperti guru lain di skeolahnya. Ridwan mengaku tidak mengajar lantarasiswanya menolak belajar sebelum tuntutan mencopot kepala sekolah dipenuhi. “saya sih berharap konplik ini cepat selesai agar proses belajar mengajar bisa berjalan normal kembali,”ujar Ridwan.

Namun aksi mogok para siswa ini dituding kepala sekolah SMA negeri 1 Wonomulyo, Muhammad Ruslan diotaki sejumlah guru yang tidak menghendaki dirinya menjadi kepala sekolah lagi. Menurut Ruslan aksi mogok belajar bukan murni keinginan siswa melainkan diprovokasi sejumlah guru. Ruslan berharap para guru yang tidak senang terhadap dirinya jangan ikut mengorbankan siswa karena hal itu tidak mendidik.

Menurut Ruslan seharusnya masalah aksi mogok belajar sudah berhenti setelah pengawas sekolah dan sekertaris dinas pendidikan memediasi pertemuan para guru, siswa dan pengawas sekolah selasa kemarin, namun karena terus disusupi para guru aksi para siswa hari tetap berlangsung. “kan semua sudah diklarifikasi oleh sekertaris dinas dan pengawas sekolah dnegan para guru, jadi sudah tak ada masalah, tapi karena para siswa terus diprovokasi dan dikorbankan makanya aksi terus berlangsung,”ujar Ruslan.

Ruslan menyatakan baru akan bersedia mundur dari kepala sekolah setelah mengkalrifikasi semua tuduhan yang dialamtkan padanya, mulai dari soal pengelolaan dana yang tidak transparan sampai sikap disiplin kepala sekolah yang dinilai berlebihan. “:Saya berharap situasi segera redah dna saya bisa menggekar rapat dnegan para guru untuk menjelaskan semuanya, setelah itu saya baru bersedia mundur,”tegas Ruslan

Apa pun konplik dan alasannya, perseteruan guru dan kepala sekolah jangan sampai menjadikan siswa sebagai korban. Sebab mengorbankan siswa untuk mencapai tujuan adalah sikap yang tidak terpuji apalagi jiak terjadi di duni pendidkkan, dimana istitusi pendidkkanmenjadi tonggak awal dalam proses pembentukan karakter generasi muda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar