Senin, 06 Februari 2012

Warga Desa Berburu LPG 3 Kilo Hingga ke Kota Polewali


Elpiji Langka Kelangkaan elpiji 3 kilogram dalam dua pekan terakhir di Polewali Mandar, Sulawesi barat menyebabkan harganya melonjak hingga Rp 20 ribu pertabung. Pada hal harga pangkalan hanya dijual Rp 14.500 pertabung. Tak hanya mahal warga pun sulit mendapatkan tabung 3 kilogram. Sementara untuk beralih menggunkana minyak tanah yang harganya sudah mencapai rp 15 ribu perliter, tak mungkin dilakukan karena warga terlanjur sudah menjual kompor mereka saat koversi minyak tanah ke gas resmi diberlakukan pemerintah. Pertamina dan agen beralasan kelangkaan elpiji di Polewali dan sulawesi barat akibat pasokan LPG di depot pertamina Pare-pare menipis. Akibatnya banyak agen dan pengecer tak bisa memenuhi permintaan pelanggannya.


Puluhan agen dan pangkalan elpiji 3 kilogram di kota Polewali mandar mengeluh karena tak bisa memenuhi perminatan pelanggannya.

Pasokan elpiji dari pertamina ke agen hingga ke pangkalan pun menurun darstis hingga 80 persen lebih. Jika agen atau pangkalan yang biasanya measok 500 tabung perminggu kini hanya 100 tabung perminggu, itu jadwalnya tak menentu. Situasi ini membuat konsumen di tingkat paling bawah merasakan kesulitan mencari elpiji subsidi. Kalau pun mereka dapat di pengecer harganya sudah mencapai Rp 20 ribu lebih. Pada hal harga pangkalan untuk tabung yang sama hanya Rp 14.500.

Mustajab, seorang warga asal Limbong sitodo kecamatan Andreapi harus berburu elpiji ke kota Polewali. Namun Rajab kecewa karena sudah belasan tempat termasuk pengecer yang didatangi, tabung 3 kilogram yang dibawah dari rumahnya belum juga bisa ditukarkan dengan tabung yang sudah berisi LPG.  “Saya sudah keliling cari tabung tapi tidak ada, sudah harganya mahal. Mencarinmya pun susah. Pada hal saya hanya butuh satu tabung untuk memasak,”ujar Mustajab heran.

Meski harganya naik, tidak semuda warga mendapatkan tabung meski hanya untuk keperluan memask. Rajab yang kecewa pun kembali melanjutkan pencarian ke pangkalan lain. Rajab berharap akan mendapatkan tabung elpiji 3 kilo ditempat lain agar keluarganya bisa memasak.

Kelangkaan dan mahalnya harga elpiji saat ini makin menjepit warga. Beralih menggunakan kompor minyak tanah kembali tak mungkin dilakukan karena kompor minyak tanah mereka yang sebelumnya sudah dijual saat mereka beralih ke kompor gas. Sementara harga minyak tanah jauh dari harga terjangkau yang saat ini sudah mencapai Rp 15 ribu perliter.

Haji Sadman Agus, pemilih pangkalan di Polewali mandar juga mengeluh karena lebih dari 60 persen pelanggannya hingga kini tak bisa dilayani. Jika sebelumnya mendapat pasokan elpiji sampai 500 tabung pemringgu kini hanya sampai 100 tabung. “Sekarang ini kita cua dapat pembagian tabung 50 hingga 100 perminggu. Ini jauh dari sebelumnya bisa mencapai 500 tabung”ujar Sadman agus, pemilik pangkalan di Polewali.

Meski elpiji langka dan harganya mahal namun sejumlah agen menolak menaikkan karena alasan khawatir mendapat teguran dari pertamina dan pemerintah.

Warga dan pemilik pangkalan berharap pertamina segera membenahi distribusi elpiji 3 kilogram hingga ke daerah-daerah agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat akibat mereka kesulitan emncari kebutuhan elpijihanya untuk memask. (Posted by : Edy Junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar