Rabu, 21 Desember 2011

Harga Sembako Merangkak Naik, Ibu RT Meradang



Sembako Kenaikan harga-harga sembako hingga 20 persen lebih menjelang natal dan tahun baru kembali membuat ibu-ibu rumah tangga di Polewali mandar, sulawesi barat, meradang. Kenaikan harga sembako seperti beras, gula, dan telur di semua pasar tradisional dan pertokoan selain dipicu karena faktor anomali cuaca, juga karena permintaan sembako jelang natal dan tahun baru naik hingga turut mendongkrak kenaikan harga di pasaran. Harga sembako memang sempat turun usai lebaran idul adha awal Nopember lalu, namun hanya beberapa pekan bertahan kemudian harga-harga sembako kembali terdongkrak.
Harga berbagai jenis kebutuhan pokok (sembako) menjalng natal dan tahun baru di semua pasar tradisional dan pertokoan di Polewali mandar mengalami kenaikan hingga 20 persen lebih. Harga beras kepala misalnya di sejumlah kios dan pertokoan di pasar sentral Pekkabata Polewali mandar misalnya dijual berpariasi antara rp 7.800 hingga rp 8.000 perkilogram. Pada hal sebelumnya harga beras serupa dijual hanya dikisaran rp 7.300 perkilogram. Harga beras kwalitas rendah kini dijual dnegan harga termurah Rp 6500 perkilogram. Pada hal sebelumnya masih bisa dibeli dnegan harga Rp 5.700 perkilogram.

Harga telur ayam ras yang sebelumnya hanya dijual Rp 23.000 per rak naik menjadi Rp 30 ribu per rak. Terigu naik menjadi Rp 9.000 perliter dari sebelumnya hanya Rp 7.500 perliter. Kenaikan serupa juga dialami pada gula pasir. Saat ini gula pasir eceran naik menjadi Rp 11.000 dari sebelumnya hanya dijual Rp 9.000 perliter. Sedang sayur mayur seperti kacang, cabe, bawang, tomat, dan sayu mayur lainnya naik hingga 10 persen dari harga sebelumnya.

Kenaikan harga-harga sembako menjelang natal dan tahun baru membuat sejumlah ibu-ibu di polewali meradang. Meski harganya mahal namun para ibu-ibu mengaku terpaksa membeli sembako seperti beras dan gula karena tak mungkin di tunda. Hanya saja karena kondisi ekonomi para ibu-ibu membatasi pembelian mereka agar bisa membeli kebutuhan yang lainnya. “meski pun mahal pak terpaksa tetap dibeli karena tak mungkin kita tunda,”keluh ibu Dorce, konsumen ibu rumah tangga di polewlai.

Sejumlah pedagang di pasar sentral Pekkabata mengakui adanya kenaikan harga sembako jelang natal dan tahun baru hingga 20 persen lebih. Kenaikan ini dipicu selain karena anomali cuaca juga karena naiknya permintaan sembako yang turut memicu kenaikan harga-harga. Gagal panen yang dialami sejumlah daerah penghasil padi saat panen lalu di Polewali diduga turut memicu kenaikan harga sembako di pasaran. “ini sudah biasa pak. Setiap tahun menjelng natal dna tahun baru pasti harga-harga naik,”ujar Ati, pedagang beras di pasar pekkabata.

Harga-harga sembako memang sempat turun selama beberapa pekan pasca lebaran idul adha awal Nopember lalu. Namun hanya beberpa pekan kemudian harga-harga sembako terutama beras, telur, gula pasir, terigu, mentega dan bahan sembako lainnya naik hingga 20 persen lebih.

Sejumlah pedagang memperkirakan harga sembako masih akan terus merangkak naik. Seperti tahun-tahun sebelumnya harga kebutuhan pokok akan terus merangkak naik hingga usai natal dan tahun baru. (Posted : Edy Junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar