Kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak di desanya, tiga pemuda asal Mamuju, Sulawesi barat terjerat sindikat trafficking atau penjualan manuasia antar Negara. Meski sudah menyerahkan uang jutaan rupiah untuk biaya operasional perjalanan mereka, para korban ini nekad berangkat meski tanpa selembar dokumen surat-surat apa pun, termasuk ktp dan passport. Iming-iming gaji tinggi rp 5 juta perbulan dan dipekerjakan di perusahaan ternama/ telah mengalahkan segala pertimbangan rasional para korban.
Tiga pemuda
asal mamuju Darman, Ridwan, Marzuki, termasuk Fahruddin, seorang calo tki yang
beroperasi menjaling tki ilegal di wilayah sulawesi barat ditangkap petugas
polres polewali mandar dalam operasi cipta kondisi di jalur lintas barat
tepatnya di kecamatan binung polewali mandar senin dinihari (3/6) tadi malam.
Ketiga
pemuda yang sudah lama jadi pengangguran di desanya ini diduga terjerat
sindikat trafficking atau penjualan manusia antar Negara. Ketiga pemuda ini
dijanjikan snag calo akan dipekerjaan di sebah perusahaan ternama di malaysia
dnegan iming-iming gaji yang tinggi hingga rp 5 juta perbulan.
Ceritanya
bermula ketika sang calon fahruddin mendekati korban di desanya. Para korban
nyang sudah lama stres karena tidak punya pekerjaan yang layak langsung saja
tergiur ketika ditawari pekerjaan dengan gaji lumayan.
Meski
ketiganya harus membayar dana jutaan rupiah yang dipinjam dari keluarganya
dengan harapan kelak bisa digantikan, mereka nekad berangkat meski tanpa
selembar dokumen surat resmi apa pun dari dinas tenaga kerja atau pjtki resmi,
termasuk tidak mengantongi pasport dan identitas ktp.
Saat
diinterogasi petugas, ketiagnaya mengaku akan berangkat ke malaysia lewat jalur
pelabuhan pare-pare sulawesi selatan tujuan Malaysia. Fahruddin sang calo yang
merekrut para korban mengaku hanya disuruh seseorang yang bertugas sebagai
pengerah jasa tki di pare-pare. Konon kata fahruddin pjtki yang tak ingin
disebut namanya itulah yang bertanggungjawab memberangkatkan termasuk
melengkapi semua dokumen surat-surat perjalanan ketiga korban.
Ketiga
korban yang semaunaya anak masih di bawah umur ini mengaku sempat curiga, namun
terlanjur sudah menyetorkan sejumlah uang biaya operasional kepada pelaku.
Mereka tak bisa berbuat dan hanhya mengikuti petunjuk sang calo.
Fahruddin
yang diinterogasi petugas terkait profesi ilegalnya ini membantah jika dirinya
akan emnjual para korban dengan perusahaan di Malaysia. Fahruddin justru
berdalih dan memojokkan ketiganya jika para korbanlah yang mendesak dirinya
untuk memberangkatkan ke malaysia sebagai tki lantaran mereka sulit mendapat
pekerjaan layak di kampungnya.
Kapolsek
binuang, iptu Amirles menyatakan, ketiga korban dan calo ini ditahan petugas
karena diduga kuat terkait jaringan sindikat trafficing internasional yang
beroperasi merekrut korban-korbannya di berbagai daerah termasuk di sulawesi
barat. “Kita sedang menyelidiki keterkaitan korban dan seorang yang diduga
jaringan sindikat trafficking dnegan jaringan lain,”ujar Kapolsek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar