Pedang samurai peninggalan zaman Jepang sepanjang 1,3 meter ini masih dipelihara dan dirawat secara turun temurun oleh warga Desa Messawa, kecamatan Sumarorong Mamasa Sulawesi barat. Selain dinilai Samurai ini punya nilai sejarah oleh pemiliknya, pedang yang penuh dengan tulisan Jepang ini dinilai memiliki banyak keunggulan seperti samurai ini bisa manyabet paku, lentur dan ringan. Selain itu pada ujung gagang samurai terdapat sangkur dan batu giok.
Huzair, pemilik samurai yang diduga hasil peninggalan zaman
jepang ini mengaku sudah turun temurun mewarisi senjata bela diri ini dari
neneknya yang sudah almarhum. Konon samurai yang belum diteliti keasliannya ini
didapatkan keluarga Huzair saat saman penjajahan Jepang di Indonesia puluhan
tahun lalu. Sejak itulah senjata bela tajam ini dirawat dan dipeliharan
keluarga zaenal secara turun tenmurun.
Menurut Huzair, keunikan pedang samurai sepanjang 1,3 meter ini
saat dimasukkan ke dalam sarungnyanya akan menjadi lebih lentur hingga bisa
digulung layaknya menggulung kertas. Namun saat samurai ini ditarik dari
gagangnya dalam beberapa menit akan mengeras dan menjadi senjata bela diri yang
ringan.
Pada ganag samurai ini terdapat batu giok dan sangkur kecil
sepanjang 15 centimeter. Selain jadi senjata tambahan juga berguna sebagai alat
pengasah samurai agar menjadi lebih tajam. Konon kata Husair, samurai ini bisa
memotong paku. Dengan sekali sabet paku sepanjang 3 centimeterbisa putus
seketika.
Meski tak jelas tangal penbuatannya namun tulisan jepang di
pedang ini terdapat angka 1213 kalender Jepang yang diyakini sebagai tahun
pembuatan pedang ini. Menurut Huzair, samurah yang ada ditangannya saat ini
adalah pewaris ketiga sejak nenek pertamanya menigggal dna mewariskan ke
keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar