Kampanye anti
tembakau seperti larangan merokok yang digalakkan pemerintah dan lembaga peduli
kesehatan tampaknya kurang efektif menekan angka perekok setiap tahunnya.
Peringatan bahaya merokok yang dicantumkan produsen dari setiap kemasan rokok
seolah dianggap angin lalu. Tak hanya kalangan dewasa jadi pecandu nikotin
salah satu zat yang dikandung dalam rokok, anak-anak termasuk siswa sekolah pun
jadi pecandu tembakau. Para perokok umumnya tahu ada 4000 lebih zat berbahaya
yang mengancam keselamatan jiwa para pelakunya, namun tak mempan menghentikan
kebiasaan merokok.
Pesta
merokok di kalangan anak-anak termasuk siswa sekolah seperti ini sudah bukan
cerita baru. Para perokok pun dengan mudah dijumpai dimana saja. Di pusat
perbelanjaan/ di kantoran, di pasar, halte sampai warung kopi dengan mudah
ditemukan.
Tak hanya
kalangan orang tua dan dewasa yang terlibat jadi penikmat nikotin. Para
anak-anak termasuk siswa sekolah pun akrab dengan kebiasaan merokok. Meski para
pelakunya tahu persis 4000 lebih kandungan zat berbahaya bagi kesehatan dalam
sebatang rokok seperti bahaya kanker, lever, ginjal dan jantung, namun para
penikmat rokok terus bertambah.
Lihat saja
di salah satu sekolah smp di polewlai mandar ini. Belasan siswi perempuan ini
terlibat pesta rokok beberpa saat lalu di sekolahnya. Para sisw ayang tengah
bermain-main dnegan maut ini seolah tak ada rasa khawatir sedikit pun mengisap
rokok sambil pesta minuman ringan di dalam kelas// larangan keras merokok bagi
siswa seolah tak menghentikan kebiasaan mereka merokok meski harus dilakukan
sembunyi-sembunyi.
Di salah
satu warung kopi ternama di polewali mandar ini mislanmya, minum kopi seolah
tak lengkap rasanya tanpa rokok. Pada hal berapa banyak orang di sekitarnya
yang tidak merokok ikut terkena dampaknya. Dalam banyak penelitian perokok
passif jauh lebih berbahaya darip-ada perokok aktif. Bisa dibayangkan untuk
menyeruput segelas kopi mereka bisa menghabiskan belasan hingga puluhan batang
rokok tanpa terasa.
Sukri wandi
salah satu perokok berat di polewlai mandar ini mengaku tahu persis peringatan
akan bahaya merokok, namun karena sudah terbiasa dan rasanya tak lengkap jika
ngumpul dengan sesama teman tanpa merokok. Meski sadar akan bahayanya merokok
namun wandi mengaku tak bisa mebnghentikan kebiasannya merokok alias sudah
terbiasa bermain-main dengan maut.
Namun bagi
sahabuddi, mantan perokok berat yang juga anggota komisi iv dprd polewali
mandar ini, tak sepaham dengan mereka yang mengkelaim tak bisa berhenti merokok
karena alasna ketergantungan atau karena sudah jadi kebiasaan. Dengan tekad
berhenti bermain-main dnegna maut menurut sahabuddin bisa dilakuakn siapa saja.
Tak perlu terapi atau minum obat/ kebiasaan merekok bisa dihentikan. Dengan
niat dna tekad untuk berhenti merokok sudah cukup tak perlu ada obat atau trik
apap pun kebiasaan merokk sudah bisa dihentikan dna saya buktikan sendiri,”ujar
Sahabuddin/ anggota komis iv dprd polewlai mandar
Kampanye
anti rokok atau larangan merokok di tempat publik yang digalakkan pemerintah di
beberapa daerah memmang terkesan hanya simbolis belaka, terbukti pelaku perokok
dengan mudah dijumai di tempat mana saja termasuk di wailayahn public.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar